Maluku Utara Cari Investor Perikanan  

Selasa, 26 Mei 2015 19:19 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (kiri) dan Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Sudirman Saad (kanan), memperlihatkan ikan hasil tangkapan pada Tradisi Mane'e di pulau Intata, kabupaten kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, 7 Mei 2015. ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar

TEMPO.CO, Ambon - Wakil Gubernur Maluku Utara Muhammad Nasir berharap ada investor yang tertarik mengelola sektor perikanan laut di wilayahnya. Maluku Utara, kata dia, mempunyai potensi perikanan yang sangat menjanjikan. “Setiap tahun, nelayan kami bisa menghasilkan ikan 1 juta ton. Itu baru dari ikan tangkapan saja,” kata dia di Ambon, Senin kemarin.

Selain memenuhi permintaan pasar dalam negeri, ikan tangkapan nelayan Maluku Utara juga sudah banyak diekspor ke negara tetangga. “Unggulan kami ada tiga, yakni ikan tuna, cakalang, dan tongkol,” tutur Nasir.

Hadirnya investor dengan modal segar ini dinanti pemerintah Maluku Utara yang ingin mulai mengembangkan budi daya ikan. Dengan budi daya, Nasir optimistis produksi ikan bakal melonjak berkali lipat dari saat ini. "Kami ingin menjadi lumbung ikan nasional tapi masih ada keterbatasan," ucapnya.

Selain infrastruktur dan kebutuhan energi listrik yang jadi kendala, nelayan juga memerlukan pembiayaan untuk meningkatkan kemampuan tangkapan ikan. Menurut Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku Utara Ismail, para nelayan tradisional masih memanfaatkan peralatan penunjang sederhana. Dengan peralatan yang sederhana itu, hanya 20 persen produksi tangkapan yang tergali. "Nelayan masih memanfaatkan peralatan penunjang dari kayu. Itu kurang bagus karena mesti menebang pohon," ucap Ismail.

Ismail menuturkan luas wilayah pesisir Maluku Utara yang sekitar seperdelapan dari luas wilayah pesisir Indonesia tidak seimbang dengan sumber daya nelayan sekarang. Oleh sebab itu, kehadiran investor amat dinanti untuk mengembangkan sektor maritim, khususnya budi daya ikan.

Untuk menunjang hasil tangkapan di 10 kabupaten dan kota di Maluku Utara, sudah ada 12 pelabuhan berdiri. Tiga pelabuhan utama adalah Pelabuhan Perikanan Halmahera Utara, Nusantara, dan Bacan.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pemerintah perlu mengembangkan model pembiayaan untuk membantu nelayan. "Selain itu, harus ada pembinaan klaster usaha kecil menengah," kata Agus.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kemarin mengajukan anggaran Rp 30 triliun kepada Presiden Joko Widodo. Anggaran untuk tahun 2016 itu naik sekitar tiga kali lipat dibanding alokasi anggaran tahun ini, yakni Rp 10,5 triliun. “Anggaran ini untuk industri nelayan tangkap, revitalisasi nelayan tangkap, dan budi daya ikan,” kata Susi di Istana Kepresidenan.

Susi merencanakan tambahan dana ini akan difokuskan untuk anggaran alat tangkap, perahu nelayan, pembangunan perkampungan nelayan, dan pengadaan cold storage. "Paling besar untuk industri tangkap dan budi daya," katanya.

ADITYA BUDIMAN | ALI HIDAYAT

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

2 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

3 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

3 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

4 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

4 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

7 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

9 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

11 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

12 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

12 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya