Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menjadi narasumber diskusi yang membahas kebijakan pengelolaan BBM di Jakarta, 27 Desember 2014. Diskusi tersebut menyoroti rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas untuk menghapus BBM jenis Premium (RON 88) ke BBM RON 92 atau setara dengan pertamax agar APBN-P tidak selalu berubah tiap tahunnya. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Tim Tata Kelola Migas Faisal Basri mengaku saat ini tengah membantu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk mengurusi mafia ikan. Faisal Basri akan bergabung dengan tim satuan tugas (satgas) anti illegal fishing yang dipimpin Mas Achmad Santosa.
Menurut dia, tim anti mafia ikan ini lebih ngeri dari mafia migas. "Karena taruhannya nyawa, makanya orang-orangnya lebih gila di sana," katanya di kantor Kementerian ESDM, Selasa, 26 Mei 2015.
Dia mengatakan pembentukan tim ini dilandasi keputusan presiden. Faisal sempat membandingkan dasar keputusan menteri untuk pembentukan tim yang menyebabkan ruang geraknya terbatas. "Bukan karena itu saya enggak mau diperpanjang (di tim anti mafia migas)," katanya.
Tim satgas anti illegal fishing, kata dia, akan mengusut modus operandi cara kerja mafia ikan. Menurut Faisal, pengusutan kasus mafia ikan juga menguak perbudakan hingga keterlibatan nama-nama yang berjaya di era Orde Baru. "Ada Burhan Uray. Saya sebut nama saja, deh. Dulu itu dia raja hutan," katanya.
Selepas kayu yang diambil habis hingga pulau tempat penebangan trondol (gundul), lokasi milik Burhan itu dijadikan basecamp perbudakan dan tempat menyimpan ikan ilegal tersebut. Faisal mengatakan sudah ada data tersebut termasuk mata rantai pelaku illegal fishing. "Nanti saya tanya Bu Susi boleh disampaikan tidak. Petanya lengkap," katanya.
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
14 hari lalu
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.