Kadin: Isu Beras Plastik Bermuatan Politik  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 25 Mei 2015 16:16 WIB

Sulit membedakan secara kasat mata antara beras asli dengan beras plastik atau sintetis. TEMPO/Ryan Maulana

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Natsir Mansyur menilai isu peredaran beras plastik yang marak saat ini bermuatan politik. Sebab, harga biji plastik lebih mahal jika dibandingkan dengan harga beras.

"Masak mencampur dengan barang yang lebih mahal," kata Natsir di sela acara Trade & Investment Forum: East Indonesian Regions di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 25 Mei 2015. Ia mengatakan, "Masalah itu bukan murni bisnis. Saya kira ini hanya pengalihan isu dan motif politik saja." (Baca: Temuan Beras Plastik, Menteri Tjahjo: Itu Perbuatan Makar)

Menurut Natsir, jika motifnya untuk mencari keuntungan, maka pedagang yang curang akan mencampur beras dengan bahan yang lebih murah. "Misalnya jagung atau jenis beras lain yang lebih murah," katanya.

Natsir menyebut beras plastik, kalau memang ada, tidak harus diimpor. Di dalam negeri pun, menurut dia, ada mesin cetak yang bisa membuat plastik berbentuk beras. "Saya tidak tahu beras platik itu impor atau dari dalam. Teknologinya juga bisa dibuat di sini, simpel dan sederhana," kata dia.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Serang Akhmad Benbela mengatakan beras sintetis atau plastik yang saat ini membuat resah masyarakat diduga merupakan buatan Cina. Bahkan, menurut dia, alat pencetak beras plastik saat ini sudah ada di Jakarta. (Simak: Geger Beras Plastik, Ahok: Saya Usir Penjualnya!)

Master cetakannya sudah ada di Jakarta. Itu yang kami khawatirkan. Bila alat ini dibeli oleh oknum nakal, maka beras plastik dapat dengan mudah diproduksi di dalam negeri," kata Benbela di Serang, Senin, 25 Mei 2015.

Benbela menyatakan keberadaan master cetakan beras plastik di Jakarta sebagai tanda bahaya. Sebab, beras plastik dapat diproduksi massal dan akan bercampur dengan beras di pasar. Yang lebih mengerikan bila beras plastik tersebut dioplos dengan beras asli, sehingga tidak dapat terdeteksi masyarakat.

Meski demikian, ia memastikan sampai saat ini belum ada beras plastik yang ditemukan di Kota Serang. "Kami belum temukan. Laporan dari warga juga alhamdulillah belum ada," ujarnya. (Baca pula: Kisah Dewi Septiani, Penemu Beras Plastik yang Menggegerkan)

Benbela mengatakan masyarakat dapat membedakan antara beras asli dengan beras plastik dengan sejumlah ciri yang dimiliki. Ciri-ciri beras plastik adalah bentuknya sama persis dan tidak ada yang patah karena masuk dalam cetakan yang sama. Secara fisik tampilan beras plastik juga lebih bening dari beras asli dan tidak ada warga putih di ujungnya.

Selain itu, beras plastik tidak menyerap air saat direbus dan malah membuat air semakin banyak. "Dengan sosialisasi ini kami harapkan masyarakat dapat mengetahui ciri beras plastik. Untuk pedagang kami peringatkan agar tidak menjual beras plastik," katanya.




PINGIT ARIA

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

1 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

2 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

3 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

3 hari lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

7 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

7 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

15 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.

Baca Selengkapnya

Bos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..

20 hari lalu

Bos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..

Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyatakan penyusunan RAPBN harus dilakukan secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga wajib mematuhi disiplin fiskal.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pengusaha Transparan jika Tak Sanggup Bayar THR: Harus Ada Komunikasi dan Interaksi

21 hari lalu

Kadin Ingatkan Pengusaha Transparan jika Tak Sanggup Bayar THR: Harus Ada Komunikasi dan Interaksi

Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyebut pengusaha harus transparan jika tak dapat memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pekerja.

Baca Selengkapnya