Indonesia Bergantung Bawang Merah Impor, Ini Penjelasannya
Editor
Saroh mutaya
Selasa, 19 Mei 2015 13:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian mencatat impor bawang merah secara nasional mengalami penurunan. Menurut Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim, penurunan itu terjadi dalam empat tahun terakhir atau selama 2011-2014.
Pada 2013, impor bawang merah kembali turun menjadi 96.139 ton atau senilai US$ 54,71 juta dan pada 2014 hanya 60.023 ton dengan nilai US$ 23,47 juta. Sedangkan pada 2011 Indonesia mengimpor bawah merah sebanyak 160.467 ton senilai US$ 77,44 juta dan pada 2012 menjadi 123.315 ton senilai US$ 55,13 juta.
"Selain melakukan impor bawang merah, Indonesia juga mengekspor komoditas sayuran yang volume dan nilainya masih sangat kecil," kata Hasanuddin di Jakarta. Selama periode yang sama atau 2011-2014, dia menambahkan, ekspor bawang merah Indonesia berturut-turut adalah 13.792 ton kemudian naik menjadi 19.196 ton pada 2012. Namun pada 2013 turun menjadi 4.982 ton, dan semakin rendah pada 2014 hanya 394 ton.
Sedangkan secara nilai, ekspor bawang merah Indonesia pada 2011 sebanyak US$ 6,59 juta, kemudian naik menjadi US$ 8,87 juta pada 2012, dan turun menjadi US$ 2,98 juta pada 2013. Sedangkan pada 2014 hanya US$ 169.343.
Produksi bawang merah nasional pada 2011 mencapai 893.124 ton, naik menjadi 964.195 ton pada 2012, dan 1,01 juta ton pada 2013. Sedangkan pada 2014 mencapai 1,22 juta ton. "Produksi bawang merah tidak merata sepanjang tahun dan tergantung musim. Produksi berkurang di musim hujan dan melimpah di musim kemarau. Produksi yang berkurang tersebut memicu impor," ujarnya.
Pada 2015, Hasanuddin mengatakan, produksi bawang merah diperkirakan mencapai 1,14 juta ton atau sekitar 120 ribu ton per bulan. Semester kedua tahun ini akan terjadi panen raya di sentra pengembangan bawang merah, khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian, ketersediaan bulan Juli, Agustus, dan September surplus.
ANTARA