BI Kaji Rasio Kredit Properti dan Otomotif  

Reporter

Jumat, 8 Mei 2015 13:05 WIB

Siswa Sekolah Dasar Peserta Bankir Cilik Permata, melihat Metamorfosa Logo Bank Indonesia saat mengunjungi museum Bank Indonesia di Jakarta, 30 April 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia akan mengkaji aturan rasio pinjaman terhadap nilai aset atau loan to value (LTV) untuk pembelian properti dan otomotif agar dapat menjaga risiko kredit bermasalah sehingga tidak mengganggu industri keuangan dalam negeri.

"Secara umum, aturan LTV akan dikaji, jadi tidak boleh lagi ada pembiayaan motor tanpa uang muka (down payment) karena itu akan membuat profil risiko," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam acara Institute of International Finance (IIF) Asia Summit di Jakarta, Kamis, 7 Mei 2015.

Adapun untuk properti, yakni kredit kepemilikan rumah (KPR), ia mengatakan bahwa BI akan melarang perbankan mencairkan dananya sebelum fisik bangunan selesai 100 persen, serta akan memprioritaskan pembelian rumah pertama. "Akan susun aturan baru LTV agar efektif untuk menjaga portofolio di perumahan serta pembiayaan otomotif. Kita review tapi tetap menjaga kesehatan dan keseimbangan. Diharapkan dapat mendorong industri tumbuh tanpa mengorbankan kualitas," katanya.

Direktur Eksekutif Mandiri Institute Destry Damayanti berharap Bank Indonesia dapat melonggarkan kebijakan ketatnya menyusul melambatnya perekonomian di dalam negeri. "Bisa melalui kebijakan LTV, seperti menurunkan DP pembiayaan properti atau otomotif yang tadinya 30 persen diturunkan menjadi 10-20 persen, itu sudah sangat membantu," tuturnya.

Ia memaparkan, jika LTV dinaikkan menjadi 90 persen, DP kredit bisa menjadi hanya 10 persen. Dengan begitu, dampak perekonomian domestik akan positif. Sektor itu dinilai dapat menggerakkan perekonomian dari sisi konsumsi masyarakat. "Saat ini memungkinkan untuk turun ke 10 persen, atau paling tidak 20 persen. Karena kita lihat impact-nya, pengetatan selama ini sudah sangat terasa bagi properti dan otomotif," ucapnya.

Selain itu, menurut dia, BI juga dapat menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin. Sebab, jarak antara BI Rate dan suku bunga Amerika Serikat (Fed Fund Rate) masih lebar.

ANTARA


Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

6 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

7 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

14 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya