Memakai Kayu Legal, Eksportir Yogyakarta Lebih Percaya Diri  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 3 Mei 2015 16:26 WIB

Pekerja menunjukkan miniatur gitar pemusik-pemusik terkenal yang diproduksi di Industri Music Miniature, kelurahan Sorogenen, kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta, Senin (7/1). Kerajinan berbahan kayu mahoni ini mampu memproduksi hingga 1000 miniatur gitar dalam berbagai bentuk untuk diekspor ke pasar Amerika Serikat dengan harga eceran 30-40 dollar amerika. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gambar daun hijau dan tulisan Indonesian Legal Wood menempel pada papan kayu besar di rumah produksi kerajinan tangan. Sejumlah perajin sedang mengerjakan pesanan produk berbahan kayu maupun bahan alam, seperti rotan, batu, tanah liat, dan kulit kerang. Kerajinan berbahan kayu jati berupa dudukan untuk lampu hias.

Kegiatan tersebut berlangsung di Palem Craft milik Deddy Effendi di Pendowoharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Deddy adalah ketua Kelompok Yogya Kayu Legal, yang membawahi tiga industri kerajinan masyarakat. Kelompok ini telah mengantongi sertifikat legalitas kayu yang dikeluarkan oleh lembaga independen. Sertifikat ini untuk memastikan kayu yang menjadi bahan produk kerajinan industri kerajinan masyarakat adalah kayu legal.

Deddy menyatakan sistem verifikasi legalitas kayu atau SVLK menjadi kebutuhan perajin. Pasar ekspor Eropa memberikan syarat agar para eksportir produk kayu memiliki sertifikat legalitas kayu. “Setelah mendapatkan SVLK, kami menjadi lebih percaya diri ketika mengekspor produk,” kata Deddy, Ahad, 3 Mei 2015.

Sertifikat legalitas kayu itu berlaku selama enam tahun. Setiap dua tahun ada audit oleh lembaga yang mengeluarkan sertifikat. Tujuannya untuk mengecek data, dokumen, dan memastikan tidak ada penyimpangan. Deddy dan kelompoknya punya kesadaran untuk peduli terhadap keberlangsungan hutan di Indonesia. Usaha Deddy mendapat tanggapan yang baik dari para pembeli dari Eropa. Ia mendapatkan kepercayaan dari mereka. Produk Palem Craft selama ini membanjiri Swiss untuk Eropa. Amerika Serikat dan Libanon juga menggunakan produk Palem Craft.

Omzetnya setidaknya mencapai Rp 600 juta per bulan untuk pengiriman dua kontainer produk kerajinan. Produk kerajinan Deddy setidaknya menggunakan 10 persen bahan kayu untuk seluruh kerajinannya. Setiap bulan kebutuhan kayu sebanyak lima hingga enam meter kubik per bulan. Mei tahun ini, Deddy mengirim produk ke Swiss, Amerika Serikat, dan Libanon dengan nilai ekspor Rp 200 juta.

Untuk mengurus sertifikat legalitas kayu itu memang cukup njlimet dan mahal. Biaya untuk memproses SVLK setidaknya Rp 25-100 juta. Perajin harus menyertakan sejumlah dokumen, di antaranya izin gangguan atau HO, surat izin usaha perdagangan atau SIUP, dan surat izin mendirikan bangunan atau IMB.


Namun kalangan industri kerajinan masyarakat bisa mengajukan sertifikat legalitas kayu lewat kelompok. Organisasi non-pemerintah bernama Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam atau Arupa memfasilitasi kelompok Yogya Kayu Legal. Fasilitator lapangan dari Arupa, Sugeng Trianto, mengatakan lembaganya mendampingi 16 industri kerajinan masyarakat. Dari 16, itu ada tiga yang sudah memiliki sertifikat legalitas kayu. Mereka adalah PT Palem Craft, CV Anna Craft, dan CV Nebula Craft. “Kami mendampingi IKM hingga proses mendapatkan sertifikat,” kata dia.

SHINTA M


Berita terkait

Program KeCe BRI Bantu Keberlanjutan Pengusaha Perabotan Kayu Ini

20 Mei 2024

Program KeCe BRI Bantu Keberlanjutan Pengusaha Perabotan Kayu Ini

Setelah mendapat pinjaman Rp 8 juta, omzet Siti di bulan berikutnya mencapai Rp 10 juta.

Baca Selengkapnya

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

27 Oktober 2023

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) menyoroti kondisi ekonomi global yang berdampak pada industri kayu dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Promosikan Produk Kayu Berkelanjutan di Indonesia

15 November 2020

Ini Strategi Promosikan Produk Kayu Berkelanjutan di Indonesia

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengatakan Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus memberikan perhatian terhadap industri kayu ringan.

Baca Selengkapnya

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

3 Januari 2020

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

Terpukul oleh perang dagang, nilai ekspor kayu olahan Indonesia sampai 31 Desember 2019 hanya mencapai US$ 11,64 miliar.

Baca Selengkapnya

Rupiah Semakin Melemah, Untung di Industri Ini Makin Tebal

24 Agustus 2018

Rupiah Semakin Melemah, Untung di Industri Ini Makin Tebal

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, pelemahan rupiah disebabkan faktor eksternal.

Baca Selengkapnya

Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

13 Juli 2018

Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

Pemerintah bakal memberi insentif untuk para pelaku industri kecil dan menengah di bidang kayu dan furnitur.

Baca Selengkapnya

Pidato Jokowi di Pameran Furniture Internasional

11 Maret 2017

Pidato Jokowi di Pameran Furniture Internasional

Jokowi menuturkan, pemerintah memberikan sejumlah insentif
bagi beberapa industri furniture dan rajinan untuk mendongkrak
nilai ekspor.

Baca Selengkapnya

Kayu Berserifikat FLEGT Indonesia Pertama Tiba di London

17 Januari 2017

Kayu Berserifikat FLEGT Indonesia Pertama Tiba di London

Pengapalan pertama produk kayu dengan lisensi FLEGT asal Indonesia ke Inggris ini ada sekitar 17 kargo.

Baca Selengkapnya

Dapat Lisensi FLEGT, Indonesia Bidik Pemasaran Kayu ke Eropa  

30 November 2016

Dapat Lisensi FLEGT, Indonesia Bidik Pemasaran Kayu ke Eropa  

Menteri Luar Negeri Retno menjelaskan bahwa kita harus memanfaatkan keunggulan komparatif produk kayu untuk meraih pasar yang lebih besar di UE.

Baca Selengkapnya

Industri Mebel Terdampak Implementasi Sistem Legalitas Kayu

30 November 2016

Industri Mebel Terdampak Implementasi Sistem Legalitas Kayu

Implementasi sistem verifikasi legalitas kayu perlu
disempurnakan karena diyakini mampu membangkitkan pelaku usaha
mebel skala industri kecil dan mene

Baca Selengkapnya