Jawa Barat Bangun Kawasan Industri di Bandara Kertajati
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 1 Mei 2015 19:19 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja mengatakan, pemerintah provinsi menyiapkan kawasan di sekitar Bandara Kertajati Majalengka, sebagai kawasan aerotropolis. "Konsepnya pengembangan wilayah bandara sekaligus kawasan industri,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 1 Mei 2015.
Deny mengatakan, bisnis pengembangan kawasan seputaran bandara juga menjanjikan. "Pengelolaan bandara nantinya bisnis besar karena ada pengembangan kawasan industri," kata dia.
Menurut Deny, pemerintah provinsi tengah mengurus sejumlah proses perizinan pada pemerintah pusat untuk menjadikan Kawasan Industri di Kertajati itu menjadi kawasan industri terpadu seperti yang beroperasi di Karawang dan Bekasi. "Semuanya dibawah pengelolan BIJB sebagai Holdingnya," kata dia.
Deny melanjutkan, pengelolaan kawasan tersebut terlalu besar bila hanya dikelola satu perusahaan patungan atau joint venture. "Bayangkan kawasan industri itu nantinya diproyeksikan luasnya lebih dari 3.000 hektare. Perusahaan mana yang sekarang mengelola kawasan industri seluas itu, di dalamnya juga nanti ada industri pesawat terbang," kata dia.
Pada Kamis lalu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan setuju PT Angkasa Pura II menjadi pemegang saham mayoritas untuk perusahaan patungan yang akan dibentuk mengelola Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka. "Supaya publik, dunia usaha percaya. Kalau mayoritas dikelola pemerintah provinsi dibandingkan dengan AP II, kami khawatir kepercayaan publik kurang pada Kertajati,” kata dia di Bandung, Kamis, 30 April 2015.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan, pertimbangan lainnya adalah dana yang dimiliki AP II lebih besar dibandingkan duit yang digelontorkan oleh pemerintah provinsi pada PT Bandara Internasional Jawa Barat. Ini adalah perusahaan daerah yang dibentuk untuk menjadi holding pengelola kawasan bandara dan seputarannya di Kertajati. "Pengalamannya juga lebih besar, kami baru dibentuk sebagai perusahaan baru," kata dia.
Menurut Aher, ada dua perusahaan patungan yang akan dibentuk antara AP II dan BIJB. Satu mengurusi bandara, satu lagi megurusi kawasan bandara. "Supaya fokus, kalau hanya satu JV nanti kesana kemari," kata dia. "Sedang diproses secepatnya."
Aher mengatakan, pembicaraan modal pembentukan perusahan patungan masih dibahas. “Komposisinya sekitar 49 persen dan 51 persen, untuk BIJB dan AP II,” kata dia. “Nilainya belum ada, belum sampai ke sana pembahasannya karena harus ada apraisal, due diligent masing-masing, banyak prosedurnya untuk sampai pada kesepakatan itu.”
Menurut Aher, perusahan patungan itu nantinya bakal mencari peluang untuk menggaet investor asing. “Kita gak usah ragu kalau kerjasama dengan asing dan di Kertajati di sini dipakainya," kata dia. “Penggunanya di sini, pemakainya di sini, denyut ekonominya di sini, asing hanya membawa laba keluar.”
Aher mematok syarat bagi investor asing yang mau menananam modalnya di Kertajati, yakni berani mengambil porsi 40 persen modal. “Dia tidak Cuma naruh saham dan menuntut kita bekerja keras, tidak hanya itu, karena dia pesaham juga sehingga kerja kerasnya sama-sama,” kata dia.
AHMAD FIKRI