Kenaikan BI Rate Beratkan Pengusaha

Reporter

Editor

Rabu, 31 Agustus 2005 04:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri(Kadin) Indonesia, MS Hidayat menilai kebijakan moneter Bank Indonesia dengan menaikkan BI rate sebesar 75 basis poin akan memberatkan pengusaha. Kenaikan BI rate menjadi 9,5 persen dipastikan akan menyebabkan kenaikan suku bunga pijaman di bank. "Kalau SBI mencapai 10 persen, maka bunga pinjaman mencapai 18 persen, itu membuat problem baru,"katanya.Karena itu dirinya mempertanyakan, apakah sektor riil bisa menanggung bunga sebesar itu? Karena itu saat ini bukan waktu yang tepat bagi pengusaha untuk memulai usaha baru. "Faktor ketidakpastiannya besar,"kata Hidayat.Hidayat menganjurkan para pengusaha untuk tidak mencuri kesempatan saat melemahnya nilai tukar rupiah dengan memborong dolar. Sulit mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen dalam kondisi seperti ini. Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin dan Plastik Indonesia (Inaplas), Budi Susanto Sadiman, kenaikan BI rate akan memberatkan pengusaha dalam membayar bunga pinjaman. "Apalagi tujuan kenaikan BI rate untuk menstabilkan rupiah tidak tercapai,"katanya.Jika sasaran kebijakan BI itu tidak tercapai, pengusaha yang paling terkena dampaknya. Namun, jika sasaran menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar tercapai kenaikan bunga pinjaman tidak begitu terasa. Bunga pinjaman saat ini, menurut Budi berkisar antara 12-14 persen. Dengan naiknya BI rate, SBI juga akan terkerek naik. "Ujungnya, bunga pinjaman juga akan naik,"ujar Budi. Selain mengeluhkan biaya bunga pinjaman, Budi juga menyatakan sektor perbankan lebih suka memberikan pinjaman untuk konsumsi di banding kredit untuk industri.Menurut Ketua Umum Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma), A Safiun naiknya suku bunga membuat produk asal Indonesia tidak kompetitif di pasar internasional. Penyebabnya biaya bunga di Indonesia jauh dari negara pesaing seperti Malaysia, Singpaura, Thailand. "Mereka bunga pinjaman di bawah 10 persen semua,"ujarnya.Kebijakan menaikan BI rate, menurut Safiun, tidak tepat. Penyebab melemahnya rupiah, bukan karena masalah moneter. "Tapi karena rasa tidak percaya pada pemerintah,"katanya. Karena itu, Safiun tidak yakin kebijakan moneter ini akan meredam merosotnya nilai tukar rupiah. Kebijakan itu malah akan semakin menenggelamkan sektor riil di Indonesia. Sutarto

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

19 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

2 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

2 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

3 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

4 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

5 hari lalu

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

Banjir menyebabkan jalan nasional di Sumatera Barat terputus. Kadin khawatir akan terjadi ancaman pada pasokan komoditas.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

6 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya