Pekerja melakukan pengisian tabung gas elpiji 3 kg di Depot LPG Tanjung Priok, Jakarta, 9 Maret 2015. Pertamina memastikan pasokan elpiji dalam kondisi aman dan siap memenuhi kebutuhan masyarakat di DKI, Jabar dan Banten. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Energi memanggil PT Pertamina, Perusahaan Gas Negara, dan PT PLN untuk mengikuti rapat dengar pendapat, Selasa, 7 April 2015. Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto menceritakan soal kerugian perusahaannya di depan anggota Dewan. "Berdasarkan neraca keuangan, kami rugi," katanya.
Menurut Dwi, penyebab kerugian perusahaannya diawali penjualan bahan bakar minyak dengan harga lebih murah dari hitungan. Harga bahan bakar yang digunakan Pertamina berbasis MOPS, dan saat dihitung seharusnya bahan bakar solar bernilai Rp 7.200 per liter. Namun saat ini solar dibanderol Rp 6.900 per liter setelah kenaikan Rp 500 pada Maret 2015.
Pertamina juga menyampaikan penyesuaian harga elpiji 12 kilogram yang merupakan produk nonsubsidi. Penyesuaian harus dilakukan karena Pertamina terus menanggung kerugian akibat gejolak harga kurs. Rupiah yang melemah dan dolar yang terus melonjak membuat kerugian tak bisa dihindari.
Pertamina juga menyampaikan kondisi aset perseroan. Pertamina memiliki lahan sebesar 132.052.841 meter kuadrat. Aset-aset idle atau menganggur akan dimanfaatkan untuk kepentingan korporasi. "Kami rencanakan untuk dukung bisnis inti, seperti depot, SPBU, dan lain-lain," ujarnya.
Dwi menambahkan, Pertamina juga akan bermitra dengan perusahaan lain dan anak usahanya. Kawasan industri Tanggamus Lampung, misalnya, akan dibuat menjadi kawasan industri maritim. Di Balikpapan bakal dibikin real estate, perkantoran, apartemen, gudang, dan hotel.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.