Penghematan dari pemanfaatan Gas Alam Rp 60 Triliun
Reporter
Editor
Senin, 22 Agustus 2005 16:26 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemanfaatan gas alam sebagai energi primer menjadi pengganti bahan bakar minyak (BBM) mampu menghemat keuangan negara Rp 60 triliun. Menurut Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk WMP Simandjuntak, penghematan itu dapat terjadi jika pasokan gas mencapai 30 juta kiloliter pada 2009. Pemanfaatan gas itu dapat mengurangi beban subsidi BBM. Jumlah penghematan itu bisa tercapai pada kondisi harga minyak mentah US$ 70 per barel. Diperkirakan penghematan subsidi di sektor listrik sekitar Rp 35 triliun dan sektor industri Rp 30 triliun. “Pasokan gasnya berasal dari Kalimantan Timur, Papua, dan Sumatera Selatan,” kata Simandjuntak kepada pers, Senin (22/8). Saat ini pemerintah tengah membangun dua kilang gas alam cair (LNG) di lapangan gas Tangguh, Papua, senilai US$ 1,4 miliar. Ini dilakukan konsorsium nasional dengan menggandeng pihak asing. Pihak nasional yang terlibat antara lain PT PLN, PGN, dan Petrokimia Gresik. Proyek lain, pembangunan pipa transmisi gas dari Kalimantan Timur ke Jawa, yang membutuhkan dana sekitar US$ 1,2 miliar. Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas (Batur) Tubagus Haryono mengatakan, panjang pipa dari Kaltim ke Jawa sekitar 1.200 kilometer. Batur akan segera menggelar tender hak penyaluran gas dari Kalimantan Timur itu. Deputi Perencanaan BP Migas Zanial Achmad menambahkan, akan mengecek volume cadangan minyak di Kalimantan Timur terlebih dulu. Ini dilakukan bekerja sama dengan kontraktor bagi hasil migas. Selain itu, BP Migas juga akan mengecek kelayakan penyaluran gas itu (deliverability). Direktur Pembangkitan PLN Ali Herman Ibrahim mengatakan, kebutuhan gas di Jawa sekitar 6,5-7 juta ton per tahun. Kata dia, pemanfaatan gas alam sangat penting untuk mendukung kinerja PLN dalam menyediakan listrik. "Saya yakin pemanfaatan gas dapat mengurangi biaya produksi listrik." budi riza