TEMPO.CO, Nganjuk - Harga bawang merah mulai merangkak di sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Nganjuk. Harga bawang merah di daerah itu mencapai Rp 22 ribu per kilogram. Sejumlah pedagang mengaku kenaikan ini sudah terjadi sejak dua pekan lalu.
Harga bawang merah kualitas super yang sebelumnya Rp 16 ribu naik menjadi Rp 22 ribu per kilogram. Sedangkan bawang merah ukuran sedang naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 16 ribu per kilogram. Demikian pula harga bawang merah ukuran kecil yang sebelumnya Rp 5.000 naik 100 persen menjadi Rp 10 ribu per kilogram.
Sumini, pedagang di Pasar Sukomoro, Nganjuk, mengatakan kenaikan harga karena permintaan petani. "Petani minta naik karena panennya sedikit," ujarnya, Selasa, 17 Maret 2015. Curah hujan tinggi menjadi salah satu penyebab merosotnya produktivitas bawang merah di Nganjuk. Tanaman ini tak bisa tumbuh maksimal jika tiap hari diguyur hujan.
Pengakuan yang sama disampaikan Ristika, pengepul bawang merah yang menerima penjualan dari petani. Menurut dia, kenaikan harga bawang merah justru menyebabkan dia mengeruk keuntungan. Sebab, tak selamanya momentum kenaikan harga terjadi pada komoditas ini. "Tahun lalu, saya memborong banyak saat harganya jatuh," ucapnya.
Namun dia membantah keuntungan ini hanya dinikmati para pedagang dan pengepul. Sebab, para petani turut menikmati kenaikan harga ini, meski harus menanggung risiko penurunan produktivitas panen.
Para pedagang dan petani Nganjuk juga bersyukur tak ada bawang merah impor yang masuk ke wilayahnya. Selama ini, produksi bawang merah dari Pasar Sukomoro membanjiri pasar tradisional di beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Barat.