Cerita Dolar Menguat dan Ukuran Tempe yang Makin Kecil  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 14 Maret 2015 09:10 WIB

Kedelai olahan yang telah dibungkus untuk diperam di industri tempe di dusun Klero, kelurahan Sumberharjo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (14/5). Para perajin tempe mengeluhkan naiknya harga bahan baku kedelai yang menurut data Koperasi Perajin Tempe Indonesia (KOPTI) sebesar 16,7% atau dari Rp 6000 naik menjadi Rp 7000 per kilogramnya. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perajin tempe dan tahu yang menggunakan bahan baku kedelai hasil impor resah karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pedagang tempe di Pasar Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Pujiati, mengatakan harga kedelai per kilogram naik dari Rp 7.500 menjadi Rp 9.500 sejak lima hari lalu.

Kenaikan harga kedelai impor itu membuat para perajin tempe mengurangi takaran bahan baku kedelai untuk membuat tempe. "Ukuran tempe menjadi lebih kecil. Bobotnya dikurangi," katanya di Pasar Bantul, Jumat, 13 Maret 2015.

Pujiati mendatangkan tempe dari perajin di Bantul. Perajin mengurangi campuran kedelai untuk menekan biaya produksi karena harga kedelai yang naik. Misalnya satu canting kedelai dikurangi sedikit. Perajin yang memproduksi tempe yang dijual Pujiati mengolah 15 kilogram kedelai per hari.

Perajin tempe di Dusun Mandingan, Ringinharjo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Sri Susanti, mengatakan belum menaikkan harga tempe meski harga kedelai naik. Dia mengandalkan persediaan bahan baku kedelai yang ia beli dari pedagang di Pasar Niten, Bantul. Stok kedelai di rumahnya sebanyak 2 ton. "Kami berharap harga dolar tidak terus naik supaya harga kedelai impor normal," ujarnya.

Sri mengatakan, bila harga kedelai terus naik, ia harus menyiasatinya dengan cara mengurangi bobot tempe untuk menekan biaya produksi. Harga kedelai yang ia beli dari pedagang skala besar saat ini naik dari Rp 7.300 menjadi Rp 7.500 per kilogram. Sri setiap hari mengolah 1 kuintal kedelai impor.

Sri mengatakan kedelai impor menjadi tumpuan perajin tempe karena kualitasnya yang baik ketimbang kedelai lokal produksi petani Bantul. Sri pernah mencoba mengolah kedelai lokal menjadi tempe. Namun hasilnya kurang bagus. "Warna tempe menjadi kehitaman dan terlihat kotor," tuturnya.

Kepala Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY Riyadi Ida Bagus mengatakan menguatnya dolar tidak menguntungkan bagi iklim usaha di Yogyakarta dalam jangka panjang. Mereka yang terkena imbas adalah kelompok usaha yang memanfaatkan bahan baku hasil impor. Misalnya perajin tempe yang mengandalkan kedelai impor. Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 70 persen. "Berat bagi perajin tempe karena mereka harus menekan biaya produksi," katanya.

Menurut Riyadi, seperti tahun-tahun sebelumnya, bila harga kedelai impor naik, perajin hanya mengandalkan persediaan kedelai. Perajin akan menunggu stok habis untuk membeli kedelai hingga harga dolar turun.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

1 jam lalu

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

Event lari Pejuang Run di Yogyakarta, Ahad, 19 Mei 2024, digelar untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

3 jam lalu

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

Bus study tour yang tertimpa tiang listrik itu diganti dengan unit baru yang unitnya didatangkan dari Jember Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

1 hari lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

2 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

2 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

2 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

2 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

3 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

4 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

4 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya