Skenario Bisnis Bakrie Telecom Meski Merugi

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 11 Maret 2015 07:10 WIB

PT. Bakrie Telecom Tbk (BTEL) - Esia. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Akibat utang perusahaan yang membengkak dan modal yang negatif, perusahaan operator telekomunikasi anak usaha Grup Bakrie, PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL), mengurangi jumlah karyawannya. Presiden Direktur Bakrie Telecom Jastiro Abi mengatakan pengurangan pegawai sebagai strategi perusahaan agar operasional menjadi lebih efektif.

”Tapi jumlahnya tidak seberapa, tidak sampai 800 karyawan. Setengahnya dari itu juga enggak sampai,” kata Jastiro ketika dihubungi Tempo, Selasa, 10 Maret 2015. Jastiro enggan merinci jumlah karyawan yang akan dirumahkan oleh perusahaan.

Menurut Jastiro, pengurangan karyawan merupakan bagian dari langkah efisiensi agar operasional perusahaan lebih efektif. Dia membantah kabar bahwa perusahaan terancam bangkrut dengan adanya pengurangan karyawan tersebut. ”Operasional tetap jalan seperti biasa, tapi kondisi keuangan perusahaan memang memaksa kami melakukan efisiensi,” ujarnya.

Jumlah karyawan perusahaan operator telekomunikasi berbasis code division multiple access (CDMA) dengan merek Esia itu per Desember 2013 mencapai 1.438 orang. Jika karyawan yang dirumahkan mencapai 400 orang, itu berarti 28 persen dari total jumlah karyawan perusahaan.

Namun, Jastiro tetap optimistis seiring dengan kerja sama operasi antara perusahaan dan PT Smartfren Telecom Tbk (Fren) untuk penyediaan layanan 4G. Meski saat ini, menurut dia, bisnis telekomunikasi berbasis CDMA memang sedang lesu.

Sejak 2011, BTEL selalu mencatatkan rugi bersih dan mulai 2013 mencatatkan ekuitas negatif. Rinciannya, pada 2011 perusahaan mencatatkan rugi Rp 782,7 miliar, kemudian kerugian melonjak jadi Rp 3,13 triliun pada 2012, dan Rp 2,64 triliun pada 2013. Pada kuartal I 2014, perusahaan sempat membukukan laba bersih Rp 210 miliar karena terdongkrak selisih kurs. Namun, pada kuartal III 2014, rugi bersih kembali membengkak menjadi Rp 1,52 triliun.

Perusahaan juga mencatatkan defisiensi modal Rp 3,3 triliun pada triwulan III 2014. Jumlah ini membengkak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1 triliun. Di sisi lain, jumlah utang sudah melampaui nilai aset perusahaan. Nilai liabilitas BTEL per September 2014 sebesar Rp 10,940 triliun atau 143 persen dari jumlah aset perusahaan yang sebesar Rp 7,63 triliun. Sebesar 98 persen liabilitas perusahaan merupakan kewajiban jangka pendek.

BTEL menggunakan skema obligasi wajib konversi untuk melunasi kewajibannya. Tiga kreditor perseroan, yakni Huawei Tech Investment Co Ltd., PT Solusi Tunas Pratama Tbk., dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia akan mendapat saham BTEL dengan skema konversi itu. ”Kami masih memproses rencana ini. Dalam waktu dekat akan kami bicarakan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa,” ujar Jastiro.

PRAGA UTAMA





Advertising
Advertising

Berita terkait

Smartfren Mulai Beralih ke Frekuensi 2,3 GHz

14 Desember 2016

Smartfren Mulai Beralih ke Frekuensi 2,3 GHz

Switch off ini sesuai dengan amanat dari Peraturan Menteri Kominfo No: 22 Tahun 2014 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio

Baca Selengkapnya

Smartfren Luncurkan Jaringan 4,5G

20 Agustus 2015

Smartfren Luncurkan Jaringan 4,5G

Perbedaan 4G dan 4.5 adalah 4G menggunakan single carrier, sedangkan 4.5G dua carrier.

Baca Selengkapnya

Bangun Jaringan 4G LTE, Smartfren Anggarkan Rp 7 Triliun  

19 Agustus 2015

Bangun Jaringan 4G LTE, Smartfren Anggarkan Rp 7 Triliun  

Smartfren menggunakan dua vendor Nokia dan ZTE.

Baca Selengkapnya

StarOne Resmi Tutup, Pelanggan Dimigrasi ke GSM Indosat

5 Juli 2015

StarOne Resmi Tutup, Pelanggan Dimigrasi ke GSM Indosat

Indosat secara resmi mengakhiri layanan berbasis teknologi CDMA dengan merek StarOne pada 30 Juni 2015.

Baca Selengkapnya

Bakrie Telecom: Jaminan Aset Bersifat Utang di Setujui RUPS  

23 Juni 2015

Bakrie Telecom: Jaminan Aset Bersifat Utang di Setujui RUPS  

Pemegang saham PT Bakrie Telecom Tbk. setujui agenda rapat umum.

Baca Selengkapnya

Utang Menumpuk, Bakrie Telecom Terancam Tinggal Papan Nama

16 Maret 2015

Utang Menumpuk, Bakrie Telecom Terancam Tinggal Papan Nama

Terlebih jumlah utang produsen Esia itu dianggap melebihi kemampuan finansial perusahaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Bakrie Telecom Mulai Pecat Karyawan, Ini Kata Analis

11 Maret 2015

Bakrie Telecom Mulai Pecat Karyawan, Ini Kata Analis

Jika efisiensi karyawan tidak dilakukan, perusahaan akan semakin terpuruk dan kerugiannya membengkak.

Baca Selengkapnya

Utang Membengkak, Bakrie Telecom Pangkas Karyawan

11 Maret 2015

Utang Membengkak, Bakrie Telecom Pangkas Karyawan

Jumlah karyawan perusahaan operator telekomunikasi berbasis CDMA per Desember 2013 mencapai 1.438 orang.

Baca Selengkapnya

Dukung Indar IM2, Begini Kata Menteri Rudiantara

4 Maret 2015

Dukung Indar IM2, Begini Kata Menteri Rudiantara

Dua surat menteri sebelumnya menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Indar telah sesuai dengan peraturan yang ada.

Baca Selengkapnya

Hikmah Kasus IM2, Regulasi Telekomunikasi Direvisi

27 Februari 2015

Hikmah Kasus IM2, Regulasi Telekomunikasi Direvisi

Alasannya, selain undang-undang ini sudah berlaku 15 tahun, juga untuk mengakomodasi pekembangan terkini di bidang telekomunikasi.

Baca Selengkapnya