BI Rate Diprediksi Turun ke 7 Persen Akhir 2015  

Reporter

Selasa, 10 Maret 2015 17:44 WIB

ATM di Jakarta, Kamis (9/4). Seiring dengan turunnya suku bunga acuan BI menjadi 7,50 persen pada awal April ini, Lembaga Penjaminan Simpanan kembali menurunkan tingkat suku bunga wajar. TEMPO/Gita Carla

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneter pada kuartal terakhir 2015. Spekulasi itu merujuk perbaikan fundamental perekonomian yang berhasil mengendalikan laju inflasi dan mempersempit defisit neraca transaksi berjalan.

Head of Equities and Research UBS Indonesia, Joshua Tanja, dalam pemaparan di Jakarta, Selasa, 10 Maret 2015, memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan hingga 7 persen pada akhir 2015 dari level kini di 7,5 persen.

Selain tekanan inflasi yang menurun, Joshua mengatakan pelonggaran kebijakan moneter juga diperlukan untuk memberikan stimulus bagi sektor riil yang akan menopang laju pertumbuhan ekonomi. "Dengan penurunan suku bunga di akhir 2015, pertumbuhan ekonomi pada 2016 dapat 5,8 persen," ujar dia, memaparkan proyeksi dari bank asal Swiss ini, seperti dikutip Antara.

Meskipun demikian, Joshua masih memasang perkiraan konservatif untuk inflasi di 2015 sebesar 6 persen (year on year). Perbaikan inflasi akan terus berlanjut di 2016 hingga secara year on year akan mencapai 4,8 persen.

Joshua berpendapat perkiraan keberlanjutan penurunan harga minyak dunia juga akan memperbaiki defisit neraca perdagangan yang akhirnya mempersempit defisit neraca transaksi berjalan.

Menurut Joshua, harga minyak dunia akan terus jatuh bahkan di level yang cukup dalam. Jatuhnya harga minyak itu, menurutnya, melebihi lemahnya harga komoditi di pasar global, sehingga dampak pelemahan nilai impor akan melebihi melambatnya perbaikan eskpor. "Ini sinyal positif bagi neraca transaksi berjalan Indonesia," kata Joshua.

UBS memperkirakan defisit transaksi berjalan di 2015 akan menyempit ke 2,2 persen PDB. BI masih memiliki ruang dengan campuran kebijakan dengan pemerintah. “Jadi saya melihat instrumen BI rate lebih dipengaruhi untuk menjangkar inflasi," ujar Joshua.

Di sisi lain, meskipun pemerintah agresif menggencarkan pembangunan dengan mengeluarkan stimulus insentif fiskal maupun nonfiskal, Joshua mengatakan, dampak akselerasi pertumbuhan ekonomi baru terasa di 2016. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2015 masih rendah di 5,0 persen. Namun, pada 2016, pertumbuhan dapat terakselerasi hingga 5,8 persen.

Dari fakstor eksternal, Joshua mengatakan, BI akan tetap memperhatikan rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed, di akhir 2015. Namun, dengan risiko eksternal tersebut, ujar Joshua, BI tetap memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan karena membaiknya inflasi.

UBS juga memperkirakan kurs rupiah cenderung akan terus melemah hingga Rp 13.250 per dolar AS di akhir 2015.

Bank Indonesia mempertimbangkan banyak hal sebelum melakukan stabilisasi ataupun intervensi ke pasar uang untuk menjaga nilai tukar rupiah. Dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan yang disiarkan melalui Twitter hari ini, Selasa, 10 Maret 2015, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa otoritas moneter berfokus untuk memastikan stabilitas makro ekonomi tetap terjaga.

Kebijakan suku bunga BI, menurut Joshua, dilakukan utk mencapai inflasi agar terkendali dalam kisaran 4 plus-minus 1 persen. Dalam Rapat Dewan Gubernur terakhir, ia menuturkan, BI melihat tekanan inflasi menurun, sehingga suku bunga acuan BI (BI rate) turun. “Tapi ini tidak mengubah fokus kebijakan BI terkait rupiah. BI akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamental ekonomi,” ujar Joshua.

AGUSSUP

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya