Kilang minyak Bashneft-Novoil terlihat saat matahari terbenam di luar Ufa, Bashkortostan, Rusia, 29 Januari 2015. REUTERS/Sergei Karpukhin
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Grup British Petroleum Spencer Dale memperkirakan permintaan konsumsi energi global meningkat sebesar 37 persen hingga 20 tahun mendatang. Permintaan energi global ini meningkat rata-rata 1,4 persen per tahun.
"Secara umum, permintaan global meningkat, digerakkan secara cepat oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara seperti Cina dan India," kata Dale saat memaparkan BP Energy Outlook 2035 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa, 10 Maret 2015.
Menurut Dale, selama tiga tahun ini harga minyak stabil dengan harga yang tinggi. Merosotnya harga dalam beberapa bulan terakhir menjadi peringatan bahwa kondisi pasar energi telah berubah.
Berdasarkan kajian BP, permintaan minyak akan meningkat sekitar 0,8 persen setiap tahun hingga 2035. Permintaan ini sepenuhnya berasal dari negara-negara non-OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). "Konsumsi minyak negara-negara OECD mencapai puncaknya pada 2005, dan pada 2035 diperkirakan merosot ke tingkat terendah sejak 1986," kata Dale.
Dale menjelaskan, melemahnya pasar minyak saat ini lebih disebabkan oleh pertumbuhan kuat dari produksi minyak serpih (tight oil) di Amerika Serikat, dan akan berlangsung selama beberapa tahun ke depan. Pada tahun lalu, produksi minyak serpih telah mendorong peningkatan produksi sebesar 1,5 juta barel per hari, yang merupakan peningkatan tertinggi dalam satu tahun dalam sejarah Amerika Serikat.