5 Aspek Ini Harus Diperhatikan untuk Menjaga Harga Beras  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 28 Februari 2015 16:16 WIB

Seorang warga membawa sejumlah kantong beras saat operasi pasar beras di Pasar Wonokromo, Surabaya, 26 Februari 2015. Petugas membatas penjualan hanya 10 kilogram setiap orang. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat, Herman Khaeron, mengatakan setidaknya ada lima aspek yang harus dijaga pemerintah untuk mengendalikan harga beras. Kelima hal tersebut harus diperhatikan untuk menjaga kedaulatan pangan. ‎

Pertama, produksi. Herman menilai kenaikan harga beras yang terjadi akhir-akhir ini merupakan sesuatu yang janggal. Indonesia tiap tahun setidaknya menghasilkan gabah panen hingga 71 juta ton. Dari jumlah itu, beras yang dihasilkan bisa mencapai 40 juta ton. Sedangkan konsumsi rata-rata setahun hanya 35 juta ton. “Harusnya masih ada surplus," kata Herman dalam diskusi di Warung ‎Daun, Jakarta, Sabtu, 28 Februari 2015.

Kedua, konsumsi. Menurut dia, kenaikan harga beras akhir-akhir ini salah satunya disebabkan oleh permintaan yang tak sebanding dengan persediaan. Permintaan meningkat karena tidak ada beras miskin yang dibagikan pemerintah akhir tahun lalu. Akibatnya, 15,5 juta penerima raskin membeli beras di pasar bebas.

Ketiga, distribusi. Herman menyebutkan masalah distribusi ini sebagai hal yang harus diperhatikan pemerintah. Saat ini beberapa daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta Sulawesi Selatan masih menjadi lumbung padi. Penumpukan pasokan hanya terjadi di daerah-daerah tersebut, karena buruknya distribusi. Akibatnya, daerah lain mengalami kekurangan ketersediaan dan membuat harganya meningkat

Keempat, stok nasional. Pemerintah juga harus memperhatikan stok nasional. Menurut politikus Partai Demokrat ini pada pemerintahan sebelumnya, minimal stok beras miskin setidaknya 3 juta ton untuk satu tahun. Pemerintah juga harus mengalokasikan cadangan minimal 600 ribu ton. ‎

Aspek terakhir, diversifikasi pangan. Walaupun kebutuhan pangan utama Indonesia adalah beras, pemerintah juga harus mendorong alternatif bahan konsumsi lain, seperti ubi. ‎"Lima instrumen ini harus dijaga, jangan asal menyalahkan kartel," kata Herman.

‎FAIZ NASHRILLAH

DPR

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

5 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya