Akhir Bulan, Dolar Nyaris Rp 13.000  

Jumat, 27 Februari 2015 17:01 WIB

Uang pecahan dolar AS yang akan ditukar di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. Mata uang rupiah ditutup turun 0,11 persen di level Rp. 12.686 per dolar AS setelah sempat ditransaksikan di atas Rp. 12.700 per dolar AS. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan dolar terhadap hampir semua mata uang memicu pelemahan rupiah.

Di transaksi pasar uang hari ini, kurs rupiah merosot tajam 101 poin (0,79 persen) ke level 12.932 per dolar Amerika. Rupiah bergerak liar sejak awal perdagangan dan sempat menembus level terendah 12.960 per dolar di sesi perdagangan.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Joshua Pardede, mengatakan perbaikan data-data ekonomi Amerika Serikat semakin memperkuat posisi dolar. Meskipun dalam pernyataan terakhirnya Gubernur The Fed Janet Yellen mengatakan akan menunda kenaikan suku bunga, perbaikan data-data ekonomi semakin mendukung program pengetatan moneter. "Tumbuhnya ekonomi AS membuat kurs dolar menguat terhadap semua mata uang, termasuk rupiah."

Meningkatnya kebutuhan dolar korporasi pada akhir bulan turut menjadi faktor yang menguatkan laju dolar. Pasalnya, Indonesia masih dilanda defisit transaksi berjalan, sehingga membutuhkan dolar dalam jumlah besar. Selain itu, negara dan korporasi dililit utang jatuh tempo jangka pendek yang juga besar.

Joshua menduga pelemahan rupiah juga disebabkan oleh efek pemangkasan suku bunga. Buktinya, rupiah secara konstan bergerak melemah setelah bank sentral memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis point dalam rapat dewan gubernur 18 Februari lalu. "Dengan pemangkasan bunga, selisih imbal hasil di pasar obligasi akan berkurang, sehingga investor lebih senang mengalihkan asetnya ke negara yang lebih menjanjikan."

Menurut dia, membaiknya data-data ekonomi, seperti surplus neraca perdagangan, inflasi yang melambat, menyempitnya defisit transaksi berjalan, serta bertambahnya cadangan devisa, seharusnya bisa mengangkat posisi rupiah. Namun, kenyataannya, rupiah justru tertekan akibat kebijakan suku bunga.

PDAT | M. AZHAR




Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

10 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya