Anak-anak membawa jatah beras Raskin yang dibagikan gratis di kawasan Babakan Ciparay, Bandung, Jawa Barat (23/5). Setiap rumah mendapat jatah beras sebanyak 2 kg. Warga mendapat jatah Raskin setiap satu bulan sekali. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Parepare - Akibat kenaikan harga beras di atas ambang batas, Pemerintah Kota Parepare mendistribusikan 74 ton beras untuk 4.965 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) yang tersebar di sejumlah kelurahan di kota ini.
"Penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) ini sebagai tindak lanjut dari perintah Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk segera membagikan raskin kepada warga yang kurang mampu," kata Wali Kota Parepare Taufan Pawe di Kelurahan Wattang Soreang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Rabu, 25 Februari 2014.
Sebanyak 15 kilogram raskin akan dibagikan kepada rumah tangga yang dinilai kurang mampu dengan harga Rp 1.600 per kilogram. "Untuk di masa akan datang, pemerintah akan berupaya untuk menekan harga raskin itu dari harga yang ada saat ini, dan mudah-mudahan dapat terealisasi ," ucapnya.
Kepala Badan Urusan Logistik Regional Parepare Ermin Tora menuturkan penyaluran raskin itu diharapkan dapat menstabilkan harga beras ke titik normal seperti sedia kala. "Jika harga terus mengalami kenaikan, Pemerintah Kota Parepare dan Bulog akan menggelar operasi pasar," katanya.
Dia memprediksi harga beras akan normal kembali pada Maret mendatang, seiring dengan puncak panen di sejumlah daerah penghasil beras. "Dampak dari harga beras di atas ambang batas itu tidak akan berdampak pada daya beli keluarga miskin terhadap beras raskin," ujar Ermin.
Pada Desember dan Januari lalu, Bulog Parepare menyalurkan 74 ton beras lewat operasi pasar untuk masyarakat yang dinilai miskin dengan sistem mendatangi langsung ke warga yang berhak berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. "Operasi pasar itu kami istilahkan dengan operasi pasar khusus," katanya.