Beras Mahal, Petani Minta Pemerintah Naikkan Harga Beli  

Reporter

Senin, 23 Februari 2015 18:59 WIB

Seorang petani menunjukkan saluran irigasi yang tercemar limbah industri tekstil dari Sungai Cikijing, Rancaekek, Bandung, 22 Februari 2015. Pembuangan limbah industri di Rancaekek dan Cimanggung, Sumedang, telah mencemari aliran Sungai termasuk sumur warga, sawah, dan saluran irigasi. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat Rali Sukari meminta pemerintah menetapkan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk komoditas beras. "Kalau naik 10 persen, sudah layak. Tapi tolong, ketika naik, berlaku langsung, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)," katanya di Bandung, Senin, 23 Februari 2015.

Rali mengklaim petani membutuhkan HPP yang menjadi subsidi output hasil produksi. Dia beralasan, saat ini biaya produksi yang ditanggung petani sudah meningkat. "Harga pembelian sekarang terlalu rendah," ucapnya.

Menurut Rali, saat ini biaya produksi yang ditanggung petani, belum termasuk ongkos jasa dan keuntungan, berkisar Rp 15 juta per hektare. Sedangkan ongkos kerja buruh tani setengah hari sudah naik. "Ongkos kerja kemarin Rp 35 ribu setengah hari, sekarang sudah Rp 60 ribu upah kerjanya, belum menghitung makan dua kali," katanya.

Rali menuturkan subsidi itu dibutuhkan untuk meringankan beban petani. "Kami ingin ada pemberian subsidi di sisi produksi dan output-nya," ujarnya. "Di sini, kan, masak bodoh biaya produksi mau mahal atau tidak. Tapi, ketika harga mahal, berduyun-duyun nuntut turunkan harga beras. Akhirnya, petani di rugikan."

Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat Yerry Yanuar menuturkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga sudah menyurati pemerintah agar secepatnya menetapkan kenaikan HPP tersebut. "Sudah kami sampaikan ke pusat," katanya di Bandung, Senin, 23 Februari 2015.

Pada pertengahan Januari 2015, pemerintah mengumumkan segera menaikkan HPP beras sebesar 10 persen mulai tahun ini. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan, berdasarkan pengajuan Kementerian Pertanian, pemerintah akhirnya menyetujui kenaikan HPP beras dari Rp 6.600 menjadi Rp 7.260 per kilogram.

Sofyan menjelaskan, kebijakan ini terpaksa diambil karena selama tiga tahun HPP beras tidak pernah naik. Selama ini, HPP beras merupakan pelindung petani dari rendahnya harga jual pasar. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, sejak 2012 hingga 2014, HPP untuk gabah kering giling (GKG) masih sebesar Rp 4.200 per kilogram.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

3 menit lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

8 menit lalu

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

Metropolitan Museum of Art tidak hanya dikenal karena koleksi seni yang luar biasa, tapi juga perannya dalam dunia mode seperti untuk Met Gala.

Baca Selengkapnya

Bocoran Lengkap Ponsel Sony Xperia 1 VI Muncul dan POCO F6 Pro Pakai Snapdragon 8 Gen 2

9 menit lalu

Bocoran Lengkap Ponsel Sony Xperia 1 VI Muncul dan POCO F6 Pro Pakai Snapdragon 8 Gen 2

Dapur pacu ponsel Sony Xperia 1 VI akan mengandalkan Snapdragon 8 Gen 3.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024 Minggu 5 Mei: Jakarta Lavani Allo Bank Bangkit, Kalahkan Bhayangkara Presisi 3-0

13 menit lalu

Hasil Proliga 2024 Minggu 5 Mei: Jakarta Lavani Allo Bank Bangkit, Kalahkan Bhayangkara Presisi 3-0

Tim bola voli putra Jakarta LaVani Allo Bank Electric mengalahkan Jakarta Bhayangkara Presisi 3-0 pada pekan kedua Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

27 menit lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

38 menit lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

49 menit lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

54 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

1 jam lalu

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 jam lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya