Tiga Faktor Ekonomi Ini Bisa Bikin Jokowi Optimistis

Reporter

Selasa, 17 Februari 2015 04:02 WIB

Presiden Joko Widodo, menyapa para pejabat Malaysia, dalam upacara sambutan di kompleks Bunga Raya bandara KLIA, Sepang, Malaysia, 5 Februari 2015. Kunjungan Jokowi, untuk lawatan ke negara tetangga dan kerjasama bilateral. REUTERS/Olivia Harris

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, mengatakan pertumbuhan ekonomi yang melambat pada tahun lalu sebenarnya tidak perlu ditakutkan oleh pemerintah.

"Pemerintah harus optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen dapat tercapai walau saya memperkirakan kemungkinan 5,5 persen," kata Tony dalam acara Economy dan Busniess Outlook 2015 di Hotel Ritz Calton, Jakarta, Senin, 16 Februari 2015.

Tony mengatakan, ada beberapa faktor yang dapat membuat pemerintah optimistis, pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih baik. Pertama, kebijakan pemerintah untuk menghapus subdisi BBM dan mengalokasikan dana subsidi sebesar Rp 270 triliun dan sebagian besarnya dialihkan untuk pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastuktur akan mendorong investor masuk dan menanamkan modalnya, baik investor domestik ataupun dari luar negeri.

Namun Tony mengingatkan, besarnya alokasi anggaran infrastruktur yang mencapai Rp 228 triliun harus diwaspadai pemerintah. Terutama dalam hal penyerapan anggaran. "Pemerintah harus hati-hati dan tepat sasaran dalam pengalokasiannya," kata Tony.

Inflasi yang diperkirakan turun pada tahun ini juga akan mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi. Perkiraan penurunan inflasi pada tahun ini dikarenakan pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM secara signifikan akibat harga minyak dunia yang diperkirakan akan tetap rendah pada tahun ini. "Perkiraan inflasi tahun ini sekitar 4 sampai 5 persen," kata dia.

Ketiga adalah faktor capital inflows. Menurut Tony, capital inflows atau modal asing yang masuk ke Indonesia saat ini masih baik. "Salah satu cirinya harga saham di Jakarta masih cukup tinggi," ujar dia. Hal tersebut dikarenakan asing masih percaya dengan Indonesia. "Indonesia masih menjadi tempat favorit untuk menanamkan modal asing, setelah Cina dan India," kata dia.

Karena itu, secara keseluruhan, Tony mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diperkirakan mencapai 5,5 persen. "Tidak terlalu jauh dari target pemerintah 5,7 persen," kata dia. Bila mencapai 5,5 persen itu sangat baik karena sesuai dengan kondisi perekonomian domestik dan global.

ODELIA SINAGA

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

16 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya