Bakteri Apel Maut Amerika Belum Masuk Indonesia  

Reporter

Rabu, 4 Februari 2015 10:33 WIB

Petugas Dinas Perdagangan DKI Jakarta, mendata buah apel impor jenis Granny Smith dan Gala dari California, untuk diteliti kehigienisannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, 29 Januari 2015. Kementerian Perdagangan melarang peredaran apel tersebut yang diduga mengandung bakteri Listeria Monocytogenes. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun di sejumlah daerah sudah ditemukan apel impor berbahaya, namun Kementerian Perdagangan menyatakan apel berbakteri dari Amerika hingga saat ini belum ditemukan di Indonesia. "Dari sampel yang kami ambil, belum ditemukan yang mengandung bakteri Listeria monocytogenes," kata Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Widodo di kantornya, Selasa, 3 Februari 2015.

Widodo mengungkapkan dari 17 sampel yang mereka ambil dari 42 titik belum ditemukan apel berbakteri. Dia mengatakan hasil serupa diperoleh BPPOM dan Kementerian Pertanian yang melakukan uji laboratorium. "Memang kita tak mengimpor apel dari California, kita ambil dari Washington," kata Widodo.

Hasil temuan Kementerian, kata Widodo, banyak ditemukan apel impor tanpa label asal di toko-toko. Selain itu, apel ini pun masih bisa masuk melalui daerah perbatasan seperti Batam, ataupun Papua dan Papua Nugini. Ia meminta masyarakat untuk tak sembarangan membeli apel impor tanpa label.

Apel yang diproduksi oleh Bidart Bros, California, Amerika Serikat, dengan kode CA-93312 dinyatakan terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Pemakan apel dapat terserang demam tinggi dan mual-mual hingga meninggal apabila terkontaminasi bakteri ini.

Sebelumnya apel dari California, Amerika Serikat, jenis Granny Smith dan Gala yang mengandung bakteri mematikan membuat resah masyarakat Indonesia. Widodo menyarankan masyarakat untuk tak membeli apel tanpa label jenis atau merek. "Kami tidak tahu dari mana asalnya," katanya.

Kementerian menemukan ada 60 kilogram apel Granny dan Gala di Riau yang tak berlabel. Selain itu, menurut dia, ada pula beberapa daerah di Jakarta yang menjual apel tak berlabel. Menurut dia, pencabutan label diduga menjadi modus baru importir dalam menjajakan apel. Namun, cara ini berbalik menjadi senjata makan tuan.

"Di Internet kan beredar gambar hanya apel warna merah dan hijau, tanpa label. Jadi orang kira justru itu yang berbahaya," ujar Widodo. Masyarakat pun dinilai sudah cukup cerdas untuk memperoleh informasi tentang apel yang baik. Adapun penempatan label sendiri merupakan standar wajib bagi importir, dan apabila ketahuan, dapat dikenakan sanksi.

URSULA FLORENE SONIA

Berita terkait

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

20 menit lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

46 menit lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

3 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

2 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

2 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

3 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

4 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

4 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya