TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali menjadi sentimen positif bagi saham Blue Bird.
Hingga jeda siang ini, saham Blue Bird (BIRD) menguat 550 poin (4,75 persen) ke level 12.125 per lembar saham. Sejak melakukan Initial Public Offering (IPO) di harga Rp 6.500 per lembar pada November 2014, saham jasa angkutan taksi ini telah menguat lebih dari 80 persen dalam waktu dua bulan.
Analis dari PT Daewoo Securities Indonesia, Taye Shim, mengatakan turunnya harga minyak dunia telah berdampak positif bagi pertumbuhan saham sektor transportasi, khususnya angkutan jasa taksi. "Keputusan pemerintah menurunkan harga BBM per 1 Januari 2015 membuat laju saham ini begitu impresif."
Pemerintah rencananya akan kembali menurunkan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat dari Rp 7.600 per liter menjadi Rp 6.400 per liter. Penurunan harga BBM bersubsidi akan mengurangi biaya operasional perusahaan yang sebagian besar untuk bahan bakar.
Selain penurunan harga BBM, BIRD juga diuntungkan oleh kebijakan penyesuaian tarif taksi reguler. Penyesuaian tarif angkutan umum yang berlaku sejak November 2014 belum direvisi hingga sekarang. Ini artinya pendapatan dan profit BIRD akan meningkat.
Secara fundamental, outlook saham BIRD masih cerah ke depannya. BIRD adalah perusahaan taksi terbesar yang menguasai 33 pangsa pasar taksi di Indonesia. Saat ini BIRD sudah bukan saham small cap, dengan kapitalisasi pasar menembus Rp 30 triliun.
"Meski valuasinya tergolong premium (P/E 36,7 kali), namun saham ini merupakan satu dari sedikit saham yang memiliki potensi profit yang jelas," ujar Taye.
Sementara itu, saham jasa angkutan taksi lainnya Express Transindo (TAXI) melemah 15 poin (1,32 persen) ke level Rp 1.115 per lembar saham, dan saham Cipaganti Citra Graha (CPGT) naik 1 poin (0,97 persen) ke Rp 104 per lembar.