Petugas Basarnas mengangkat peralatan saat perawatan Helikopter jenis Douphin di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, 8 Januari 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Badan SAR Nasional menghabiskan 2,2 juta liter solar, 179 ribu liter avtur, dan 3.000 liter Premium selama melakukan pencarian pesawat dan penumpang Air Asia QZ8501. Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F. Henry Bambang Soelistyo mengatakan konsumsi bahan bakar tersebut telah tercatat hingga hari ke-17 pencarian. "Jumlah itu terhitung sampai hari ini," ujarnya saat rapat dengar pendapat di Ruang Rapat Komisi Perhubungan DPR, Selasa, 13 Januari 2015. (Baca: Moeldoko Usut Foto TNI Narsis di Puing AirAsia)
Selain dari anggaran Basarnas, konsumsi tersebut juga didapatkan atas bantuan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Usaha Minyak dan Gas Bumi sebesar 3.500 kiloliter. Bantuan juga diberikan sejumlah perusahaan migas lainnya. Sayangnya, Bambang mengaku belum merinci total anggaran yang dihabiskan selama melakukan pencarian pesawat dan penumpang Air Asia. "Prinsipnya, Basarnas akan bertanggung jawab dan melakukan secara transparan dalam penggunaan anggarannya," katanya. (Baca: Insiden AirAsia, Ada yang Bisa Kena Pidana)
Sebelumnya, Basarnas berencana menutup operasi pokok pencarian pesawat dan penumpang Air Asia QZ8501 selama empat hari ke depan. Operasi pokok ini merupakan gabungan dari kekuatan negara lain dalam pencarian. (Baca: Cari AirAsia, Bantuan Asing Dikurangi)
Sebagai gantinya, pencarian akan dilakukan dalam operasi harian yang dipimpin Kepala Basarnas Marsekal Madya Henry Bambang Soelistyo. Basarnas nantinya akan menyiapkan operasi harian yang akan dibantu relawan internasional. (Baca: Panglima Moeldoko: Pencari AirAsia Naik Pangkat)