Pekerja melyani pembeli tiket pesawat di agen perjalanan Mega Holiday di Gambir, Jakarta, Selasa 27 Desember 2011. Menjelang tahun baru 2012 sebagian tiket pesawat dengan tujuan wisata telah habis terjual di tempat tersebut karena banyaknya warga yang ingin berlibur di ahir tahun. Tempo/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Travel Agent Indonesia (Asita) merasa diuntungkan atas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Menurut Ketua Asita Asnawi Bahar, pendapatan agen wisata yang biasanya diterima dari wisatawan asing dalam bentuk dolar akan meningkat jika dirupiahkan.
Selisih kurs dolar dan rupiah pun membuat pendapatan agen wisata berlipat ganda. Asnawi memperkirakan nilai transaksi wisatawan mancanegara pada akhir tahun akan mencapai US$ 500 juta. "Biasanya tidak sampai segitu," kata Asnawi kepada Tempo, Selasa, 16 Desember 2014. (Baca juga: Rupiah Melorot, Waspadai Sektor-sektor Ini .)
Target nilai transaksi, kata Asnawi, didapatkan dari perkiraan kunjungan wisatawan mancanegara pada akhir 2014 yang mencapai 1,7 juta. Asnawi mengatakan target ini 10 persen lebih besar dari kunjungan akhir tahun lalu yang mencapai 1,5 juta. (Baca juga: Lawan Dolar, Indonesia Unggul Ketimbang Malaysia.)
Selain itu, kata Asnawi, pelemahan rupiah menyebabkan kunjungan wisatawan lokal tumbuh 20 persen. Sebab, menguatnya dolar akan menurunkan jumlah perjalanan luar negeri hingga 20 persen. "Dengan demikian, devisa nasional juga bisa dihemat," ujar Asnawi.
Selama beberapa pekan terakhir, rupiah terus melemah lantaran berbagai faktor, antara lain penurunan harga minyak dunia dan spekulasi atas rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika (The Fed Rate). Rupiah bahkan sempat menyentuh level 12.900 per dolar Amerika.
Namun Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pelemahan rupiah masih lebih rendah dari pada yen Jepang, ringgit Malaysia, dan dolar Singapura. Sofyan juga yakin rupiah akan menguat di awal tahun 2015.