Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said memaklumi penolakan Pertamina terkait dengan rencana pembubaran PT Pertamina Trading Energy (Petral). Sudirman menilai penolakan itu karena Pertamina adalah pemegang saham Petral. (Baca: Pertamina Ngotot Pertahankan Petral)
Meski demikian, Sudirman melanjutkan, pemerintah sebagai pemegang saham dari Pertamina punya kebijakan yang lebih luas dari sekadar kepentingan korporasi. "Yakinlah, kami pemegang saham (Pertamina) akan melakukan pertimbangan matang," kata Sudirman di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Ahad, 7 Desember 2014. (Baca: Ini Tempat Bercokol Mafia Migas)
Karena itu, menurut Sudirman, semua pihak tidak perlu apriori tentang rencana pembubaran Petral. Termasuk mereka yang beranggapan Petral harus dibubarkan. Yang diperlukan, menurut Sudirman, adalah tim independen untuk menganalisis keberadaan Petral dengan mempertimbangkan semua hal. (Baca: Ini Nama-nama Direksi Baru Pertamina)
Petral, kata dia, bisa saja dibubarkan pemerintah secepatnya. "Kalau mau grasa-grusu bisa saja kami mengikuti apa yang dimaui publik," katanya. Tetapi, Sudirman berujar, pemerintah menunggu rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas terkait dengan evaluasi kinerja Petral. (Baca: Isi Seminar, Faisal Basri dan Petral Bersahutan Soal Mafia Migas)
Bagi Sudirman, keputusan dibubarkan atau tidaknya Petral pasti menuai pro dan kontra. "Yang penting basisnya kuat, sehingga kalau dipersoalkan kami bisa jelaskan," katanya. (Baca: Cara Bos Baru Pertamina Basmi Mafia Migas)
Sebelumnya, juru bicara PT Pertamina (Persero), Ali Mundakir, mengatakan Petral masih dibutuhkan. Layaknya perusahaan minyak dunia lain, Pertamina memerlukan perusahaan perwakilan di Singapura.
"Hampir semua perusahaan minyak dunia memiliki trading arm di Singapura. Terus apa yang salah?" katanya, Sabtu, 6 Desember 2014. Menurut dia, perusahaan semacam Petral dibutuhkan untuk mempermudah komunikasi dengan perusahaan lain. "Yang penting Petral sudah melakukan kinerja secara transparan."
Adapun Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengatakan rantai perdagangan impor minyak diganggu jaringan mafia yang berkolaborasi dengan Petral. Faisal mengaku menerima banyak laporan dari orang dalam Pertamina maupun Petral. "Ada calonya. Mereka dapat fee US$ 80 ribu per transaksi pengapalan minyak impor," kata Faisal.
Kementerian Desa PDTT Apresiasi Pertamina dalam Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Transmigrasi
1 hari lalu
Kementerian Desa PDTT Apresiasi Pertamina dalam Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Transmigrasi
Komitmen Pertamina ini telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, karena telah berkontribusi dalam menjalankan Program TJSL yang mendorong kawasan transmigrasi di Indonesia.
Sudirman Said Maju Pilkada DKI Lewat Jalur Independen, Siapa Saja yang Daftar Selain Dia?
2 hari lalu
Sudirman Said Maju Pilkada DKI Lewat Jalur Independen, Siapa Saja yang Daftar Selain Dia?
KPU Provinsi DKI Jakarta telah menerima konsultasi dari tiga bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur jalur independen atau perseorangan jelang Pilkada 2024.
Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara
3 hari lalu
Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara
PT Pertamina International Shipping (PIS) memperkuat posisinya sebagai pengangkut LPG 'top tier' di Asia Tenggara dengan menambah dua kapal tanker gas raksasa Very Large Gas Carrier (VLGC), yakni Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia.
Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional
4 hari lalu
Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional
Pertamina dan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menandatangani perjanjian kerjasama pengamanan objek vital nasional.