Bank Bantah Lebih Senang SBI

Reporter

Editor

Sabtu, 18 Juni 2005 18:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Meski ada kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, anggapan perbankan lebih senang memarkir dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dibantah Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia Tbk, Bien Subiantoro. "Jika berinvestasi dalam jangka panjang dalam bentuk SBI, bank akan merugi,"katanya. Karena suku bunga SBI lebih rendah dari biaya dana yang harus dikeluarkan dalam bentuk biaya dana murah (giro) dan mahal (tabungan dan deposito). "Memang (berinvestasi) dengan SBI akan risk free (bebas risiko), namun bank akan merugi karena tidak dapat return,"kata Bien, Sabtu (18/6) di Jakarta. Direktur Keuangan PT Bank Niaga Tbk, Catherine Hadiman juga sepenarian, perbankan secara umum juga melihat tingkat keuntungan (return) yang akan didapat bank dalam penyaluran kredit lebih besar dibanding SBI. "Bank bisa dapat return jauh lebih besar dari kredit yakni sebesar 12-14 persen, sedangkan jika (dana) disimpan dalam SBI hanya mendapat return 8 persen. Tapi ya itu, risiko menyalurkan kredit juga lebih besar,"katanya.Manajemen Bank Niaga cenderung memilih menyalurkan kredit dibanding berinvestasi dalam bentuk SBI. Menurut catatannya, LDR Bank Niaga per Maret sebesar 89-90 persen. Artinya Bank Niaga sudah banyak menyalurkan dana pihak ketiganya ke kredit. Lagipula investasi Bank Niaga dalam bentuk SBI bertenor satu bulan tidak terlalu banyak,"katanya. Alasan lain, tak memarkir dana di SBI, diutarakan Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Riawan Amin. Dana masyarakat oleh bank syariah tidak diparkir di SBI. "Dengan SBI itu, berarti kita (bank) memakan bunga dari Bank Indonesia, dimana dana bunga itu dibayar oleh pajak rakyat. Karenanya dengan menyimpan dana di SBI, kita (bank) membebani lagi para pembayar pajak. Kami juga tidak membeli SBI, karena SBI menggunakan mekanisme bunga,"ujarnya. Berbeda dengan Bank umum biasa LDR bank secara nasional menunjukkan hanya 50 persen. Artinya, hanya 50 persen dana masyarakat yang disalurkan kembali ke masyarakat. Sedangkan, bank syariah, menurut Riawan, rata-rata mampu mengucurkan kredit ke masyarakat sebesar atau tingkat LDR-nya lebih dari 85 persen. Rr.Ariyani

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya