Inflasi Rendah, Saatnya Berburu Saham?

Reporter

Selasa, 2 Desember 2014 07:54 WIB

Pegawai Bursa Efek Indonesia mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, 20 Oktober 2014. ANTARA/OJT/Dyah Dwi Astuti

TEMPO.CO, Jakarta - Rendahnya dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terhadap inflasi membuat pelaku pasar berani menambah koleksi saham. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ditutup menguat 14,4 poin (0,28 persen) ke level 5.164,288 pada Senin 1 Desember 2014. (Baca juga: Harga Minyak Dunia Merosot ke Titik Terendah)

Indeks bergerak menguat di tengah pergerakan bursa regional Asia yang cenderung negatif. Analis dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan data inflasi November yang relatif di bawah ekspektasi berhasil mendorong gairah beli pelaku pasar. Investor awalnya memperkirakan inflasi pada November akan berada di kisaran 2 persen akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun ternyata inflasi berkisar 1,5 persen. "Investor pun melanjutkan akumulasi saham," kata Kiswoyo. (Baca juga: Inflasi November 2014 Sebesar 1,5 Persen)

Laju inflasi di bawah ekspektasi menunjukkan bahwa efek kenaikan harga BBM tidak langsung menggoyang pasar. Meski ada kekhawatiran lonjakan inflasi baru akan terjadi mulai Desember hingga Januari 2015, investor yakin pemerintah mampu meredam dampaknya dan mengalokasikan dana subsidi ke sektor infrastruktur.

Menurut Kiswoyo, optimisme pasar terhadap pasar saham domestik masih bagus. Hal ini terlihat dari naiknya harga saham-saham penggerak indeks, seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, dan Telkom. Kenaikan harga saham berkapitalisasi besar biasanya diikuti oleh tren kenaikan IHSG. "Bila tren kenaikan berlanjut, IHSG akan kembali menembus level 5.200 dalam waktu dekat dan 5.300 saat tutup tahun," ujar dia. Baca pula: Terimbas BBM, Inflasi Januari Masih Akan Tinggi)

Dia menambahkan, setidaknya ada dua hal yang masih menjaga optimisme pasar terhadap IHSG. Pertama, nilai dana asing yang masuk pasar domestik masih terus meningkat. Kedua, pencabutan subsidi BBM ke sektor produktif akan kembali menggerakkan ekonomi. Jika pengalihan subsidi dimanfaatkan untuk belanja infrastruktur, ekonomi Indonesia pada 2015 bisa tumbuh ke level 5,8 persen.

Hari ini, Selasa 2 Desember 2014, Kiswoyo memperkirakan indeks bergerak di level 5.140-5.200 dengan kecenderungan konsolidasi. Beberapa saham, seperti perbankan, konstruksi, dan properti, masih bisa diburu meski valuasinya sudah cukup mahal. "Sebagai alternatif, perhatikan saham-saham sektor semen yang posisinya masih relatif murah," kata dia.

M. AZHAR

Berita Terpopuler

Media Malaysia Berbalik Puji Jokowi

Jokowi Tampak Mulai Kedodoran Soal Hukum

Fahrurrozi, Gubernur Jakarta Tandingan Versi FPI

Di Balik Kehadiran Prabowo Cs di Munas Ical

Kecewa, Munas Golkar Melahirkan Lima Partai Baru

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

1 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

6 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

7 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

7 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

8 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

11 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya