Harga Minyak Anjlok, Devisa Bisa Dihemat US$ 5 M  

Reporter

Senin, 1 Desember 2014 05:30 WIB

Dr. Kurtubi ketika memberikan keterangan sebagai saksi ahli di ruang sidang Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (6/6). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kurtubi menyatakan, negara dapat menghemat devisa hingga US$ 15 miliar karena turunnya harga minyak mentah dunia hingga US$ 65 per barel. Penghematan ini dipicu oleh turunnya nilai impor dari US$ 45 miliar menjadi US$ 30 per tahun. "Menurunnya harga minyak mentah jelas berpengaruh terhadap nilai impor," ujar Kurtubi melalui sambungan telepon, Ahad, 30 November 2014. (Baca : Harga Minyak Dunia Merosot ke Titik Terendah)

Kurtubi menyatakan, turunnya harga minyak mentah dunia disebabkan oleh enggannya Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) menurunkan produksi minyak. Akibatnya stok minyak melebihi permintaan pasar. (Baca : Fadli Zon Bandingkan Harga BBM RI dengan Malaysia)

Namun penurunan harga, kata Kurtubi, juga berimbas pada turunnya penerimaan migas di Tanah Air. Akibatnya, penerimaan anjlok hingga US$ 8 miliar. "Ditambah lagi produksi minyak negara saat ini menyentuh titik terendah dalam sejarah, yakni di bawah 800 ribu barel per hari," ujar Kurtubi.

Kurtubi memprediksi harga Pertamax akan mengalami penurunan. Namun dia enggan menyebutkan angka pasti. Sebab untuk Pertamax, Indonesia masih memakai harga acuan Singapura (MOPS).

Politikus dari fraksi Partai Nasional Demokrat ini menjelaskan penyesuaian penurunan MOPS di Indonesia membutuhkan waktu hingga dua minggu. "Penyesuaian ini karena waktu pengiriman saja," kata Kurtubi.

Namun Kurtubi memprediksi penurunan harga hanya berlangsung empat bulan. Pasalnya, musim dingin akan melanda di negara-negara eropa pada empat bulan mendatang. Akibatnya permintaan minyak mentah dunia diprediksi akan naik lagi.

ROBBY IRFANY

Berita Terpopuler

Kata Ruhut Soal Saling Sindir Jokowi-SBY
Pollycarpus Bebas, Allan Nairn Beberkan Data TPF
5 Celotehan Fadli Zon yang Menuai Hujatan
Ahok Idolakan Arsenal Karena Warna Kausnya
Ombudsman: Kurikulum 2013 Membebani Guru dan Siswa

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

12 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya