Indonesia-Rusia Bidik Perdagangan Rp61 Triliun

Reporter

Rabu, 12 November 2014 05:37 WIB

Presiden Indonesia, Joko Widodo berjalan bersama sejumlah pemimpin negara yang ikut menghadiri upacara pembukaan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Yanqi Lake, Beijing, 11 November 2014. (AP Photo)

TEMPO.CO , Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah menerima kunjungan Dewan Federasi Majelis Federal Rusia yang dipimpin Valentina Ivanovna Matvienko. Ketua DPD, Irman Gusman mengatakan elemen penting dalam kemajuan Indonesia adalah menguatnya hubungan dengan negara lain, "Khususnya dengan Rusia," kata Irman di kompleks Parlemen, Selasa, 11 November 2014.

Dalam pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo di Forum Kerja Sama Asia Pasifik (APEC), Beijing, disepakati kedua negara akan meningkatkan nilai perdagangan. Pertemuan Jokowi dan Putin menargetkan perdagangan sebesar US$5 miliar (Rp61 triliun) pada 2015. (Baca juga: CPO Dicekal Rusia, RI Siap Banding).

Irman mengajak Rusia terlibat dalam pembangunan kawasan. Menurutnya, kebijakan "melihat ke timur" yang dijalankan Rusia sejalan dengan perkembangan strategis di kawasan Asia Pasifik. "Apalagi saat ini Asia Pasifik menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia," kata Irman.

Sedangkan Valentina Matvienko mengatakan, kedatangannya ke Indonesia merupakan balasan atas kunjungan Ketua DPD ke Rusia. Dia berharap, kerja sama antara Rusia dan Indonesia semakin kokoh. "Pertemuan dua pemimpin di ajang APEC akan meningkatkan kerja sama dua negara," kata Valentina.

Dalam bidang infrastruktur, Indonesia dan Rusia berencana membangun jalur rel kereta api di Kalimantan. Valentina mengatakan Pemerintah Rusia berencana untuk menyediakan beasiswa untuk para mahasiswa Indonesia yang akan bekerja pada proyek ini. Salah satu perusahaan besar Rusia, Rusal, juga berniat membangun pabrik alumunium di Indonesia. "Semoga kerja sama ini dapat terus ditingkatkan," kata Valentina.

Pada tiga tahun terakhir, nilai perdagangan kedua negara terus meningkat. Pada 2010, nilai perdagangan keduanya US$1,68 milyar. Pada 2011 menjadi US$2,54 miliar. Pada 2012 naik lagi menjadi US$3,37 milyar. Angka perdagangan pada 2013 mencapai US$3,52 milyar.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita Terpopuler
Obama Pilih Jokowi, Bukan Putin atau Xi Jinping

Obama Sapa Jokowi: 'Aku Ngantuk'

Akhirnya Iriana Widodo Tampil di APEC







Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

10 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

13 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

17 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

20 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya