Masyarakat beraktifitas di bawah tiang jalan layang Becakayu yang terbengkelai sejak 1998 lalu di kawasan Kalimalang, Jakarta, Selasa (1/5). ANTARA/Paramayuda
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) kembali dikerjakan setelah mandek sejak 1998. Hal ini ditandai dengan peresmian oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur, pada Jumat, 17 Oktober 2014. (Baca: Mangkrak 18 Tahun, Tol Becakayu Dibangun Lagi)
Djoko mengatakan jalan Tol Becakayu memiliki tingkat kelayakan yang tinggi dari sisi ekonomi. Namun, penggarap proyek ini tidak memiliki kecukupan dari segi finansial. Karena itu, kata Djoko, pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk pengadaan tanah pada Seksi I dan II. "Nilainya mencapai Rp 350 miliar," kata Djoko melalui keterangan tertulis. (Baca: Kementerian PU Anggarkan 350 M untuk Tol)
Proyek Jalan Tol Becakayu terdiri atas dua seksi, yaitu Seksi I (Kasablanka-Jaka Sampurna) sepanjang 11 kilometer dan Seksi II (Jaka Sampurna-Duren Jaya) sepanjang 10,4 kilometer. Badan usaha yang akan mengelola jalan tol senilai Rp 7,2 triliun ini adalah PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.
PT Kresna Kusuma Dyandra Marga telah menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada 16 Desember 2011. Masa konsesi untuk pengusahaan jalan tol ini selama 45 tahun dengan lingkup pembangunan Seksi I (Kasablanka-Jaka Sampurna) dan Seksi II (Jaka Sampurna-Duren Jaya). (Baca: Wali Kota Bekasi Minta Gambar Tol Becakayu)
Jalan Tol Becakayu diharapkan mampu mengurai kemacetan di wilayah Jabodetabek, terutama di Jalan Raya Kalimalang. Djoko mengajak Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat mendukung pembangunan jalan tol ini dengan mempercepat pengadaan lahan.