TEMPO.CO, Jakarta - Rencana menambah satu kementerian koordinator yang baru di era pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla diprediksi tidak efektif. Rencana ini hanya akan memboroskan anggaran. (Baca: Jokowi Belum Laporkan Calon Menteri ke KPK)
Utusan Khusus Presiden Bidang Penanganan Kemiskinan H.S. Dillon, mengatakan rencana pembentukan 33 kementerian dengan 4 kementerian koordinator sebagai bagian perangkat kerja presiden dinilai terlalu gemuk. Menurut dia, kabinet yang dipimpin presiden terpilih Jokowi cukup diisi oleh 17 atau 20 departemen. "Ngapain banyak-banyak," ujarnya. (Baca: Kabinet Jokowi, Nama Sri Mulyani dan Jonan Mencuat)
Dillon juga mengusulkan rangkap jabatan. Misalnya, Menteri Koordinator Perekonomian bisa menjabat pula sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Selain itu, Menteri Kesejahteraan, misalnya, bisa juga mengepalai Badan Penanggulangan Kemiskinan. Adapun Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM dapat pula sebagai Kepala Badan Pertahanan. "Kalau ada satu kekuatan eksekutif, pemerintahan bisa lebih kuat," ujarnya. (Baca: 3 Orang Ini Calon Kuat Jaksa Agung Kabinet Jokowi)
Dillon menyatakan gemuknya perangkat pemerintah akan berdampak pada anggaran negara. Padahal, selama ini, pekerjaan mereka lebih banyak berkutat di Jakarta. "Suruh pejabat itu ke daerah, ngapain banyak departemen," katanya.
Presiden terpilih Joko Widodo berencana merampungkan pembentukan kabinet 33 kementerian dengan empat menteri koordinator. Sebanyak 18 menteri akan berasal dari kalangan profesional dan 15 sisanya berasal dari profesional partai. Jatah untuk kalangan profesional partai berkurang satu kursi dari sebelumnya 16 kursi.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler
Pendiri Facebook Temui Jokowi, VOA Islam Berang
Komentari FPI, Megawati Ditanya Balik
3 Orang Ini Calon Kuat Jaksa Agung Kabinet Jokowi
Berita terkait
Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang
20 menit lalu
Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi
Baca SelengkapnyaRespons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo
37 menit lalu
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo
Baca SelengkapnyaPSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP
1 jam lalu
Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.
Baca SelengkapnyaKata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan
1 jam lalu
Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN
3 jam lalu
Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak
4 jam lalu
Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi
5 jam lalu
Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.
Baca SelengkapnyaBahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol
5 jam lalu
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang
8 jam lalu
Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung
10 jam lalu
Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.
Baca Selengkapnya