Akhir Pekan, Rupiah Sulit Menguat

Reporter

Jumat, 26 September 2014 05:50 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta - Rupiah melemah sepanjang perdagangan mata uang, Kamis, 25 September 2014. Kurs rupiah akhirnya menurun 29,5 poin (0,25 persen) ke level 11.983 per dolar Amerika Serikat. (Baca: Rupiah Butuh Pendorong Baru).

Analis valuta asing Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan rupiah memang kembali tertekan penguatan dolar. Dolar yang merespons naiknya laporan new home sales, membuat investor beralih kembali pada aset yang bernilai aman (safe haven). “Penguatan dolar memang didorong data penjualan rumah terbaru,” katanya, kemarin.

Kondisi politik di dalam negeri dianggap Reny juga mempengaruhi pelemahan rupiah. Polemik Pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah membuat investor khawatir akan stabilitas politik pemerintahan ke depan. “Polemik pembahasan RUU Pilkada membangun ketidakpastian baru prospek stabilitas politik,” tuturnya.

Pada akhir pekan, tanpa kehadiran sentimen positif baru, rupiah masih sulit konsisten bergerak menguat. Reny memprediksi rupiah akan bergerak pendek dalam rentang 11.900-12.000 per dolar. Angka klaim pengangguran mingguan yang diprediksi bertambah menjadi 294 ribu orang, menambah sentimen negatif laju rupiah. (Baca: Bagi Investor Jangka Pendek: Waspadalah!).

Menurut Reny, investor juga terus memperhatikan bursa calon menteri yang sedang beredar. Minimnya nama-nama calon menteri dari kalangan profesional murni, membuat investor memilih bersikap menunggu terlebih dulu.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI

Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
Adnan Buyung: Jaksa Penuntut Anas Bodoh
6 Orang Mati, Vonis Anas, dan Skandal Hambalang

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya