Rupiah Melemah, Krakatau Steel Malah Untung  

Reporter

Senin, 22 September 2014 15:04 WIB

Produksi baja jenis Hot Rolling Mill di Pabrik PT.Krakatau Steel (Persero) di Cilegon, Banten. TEMPO/Dwi Narwoko

TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ternyata tak membuat semua industri mengeluh. Contohnya PT Krakatau Steel Tbk, perusahaan ini justru mengambil untung atas melemahnya rupiah. Direktur Pemasaran Krakatau Steel Yerry mengatakan melemahnya rupiah minimal akan mengurangi keberanian importir besi-baja untuk mendatangkan barang.

"Itu akan berdampak pada membaiknya pasar baja di dalam negeri," kata dia. (Baca juga: Krakatau Steel Patungan dengan Perusahaan Jepang)

Disebutkan Yerry, pasar baja dalam negeri sebelum munculnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 28/M-DAG/PER/6/2014 tentang Ketentuan Impor Baja Paduan, dibanjiri oleh baja paduan abal-abal dari Cina. Pasar baja dunia sebenarnya kelebihan pasokan. Namun, pemerintah Cina melarang industrinya untuk mengurangi utilisasi produksi. Padahal, Cina adalah pemasok separuh baja internasional.

"Akibatnya, baja dari Cina merembes ke mana-mana, termasuk ke Indonesia," ujarnya. (Baca juga: Listrik Naik, Krakatau Steel Bangun Pembangkit)

Kenaikan harga baja dunia juga disebabkan konflik antara Ukraina dan Rusia. Rusia dan Ukraina merupakan negara pemasok terbesar slab dunia. Total ekspor slab Rusia dan Ukraina diperkirakan mencapai 13,5 juta ton atau sekitar 54 persen dari total kebutuhan ekspor slab dunia yang sekitar 25 juta ton.

Konflik antara kedua negara itu mengakibatkan terganggungnya pasokan slab dunia dan berdampak pada kenaikan harga slab sebagai bahan baku. Pasokan slab yang terganggu itu pada akhirnya memengaruhi kenaikan harga hot rolled coil (HRC) yaitu sebesar US$ 25-35 per ton. Termasuk juga HRC asal Cina.

Atas kenaikan harga baja dunia itu, Krakatau Steel berencana menaikkan harga jual baja dalam negeri. Kenaikan akan dilakukan secara bertahap di pasar domestik dari sebelumnya sekitar Rp 8.000 per kilogram naik menjadi Rp 8.100 per kilogram. (Lihat pula: Rugi Kurs, BAJA Kurangi Impor Bahan Baku)

Manajemen Krakatau Steel sengaja menaikkan harga secara bertahap agar pasar tak terlalu kaget. "Kami terpaksa menaikkan harga. Karena selama ini kami dipaksa untuk melayani dengan harga tidak adil. Semoga dengan kenaikan ini bisa pulih lagi," ujar Yerry.

AMIR TEJO

Terpopuler
Fahri Hamzah: Jokowi Kayak Enggak Pede
PKS: Pilkada oleh DPRD Usulan SBY
Istri AKBP Idha Endri Ditahan
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015
Gerindra Usung Taufik sebagai Pengganti Ahok

Berita terkait

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

37 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup

7 November 2023

Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan total 9,5 juta ton baja hingga pembangunan tahap akhir.

Baca Selengkapnya

Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

6 November 2023

Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengungkap permintaan baja Indonesia meningkat menjadi 17,9 ton pada 2023.

Baca Selengkapnya

Industri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...

6 November 2023

Industri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...

Secara jangka panjang, ASEAN terutama Indonesia, masih menjadi wilayah yang menarik untuk investasi di industri baja.

Baca Selengkapnya

Industri Peleburan Baja Kena Sanksi Administratif DKI, Operasional Cerobong Harus Dihentikan Sementara

9 September 2023

Industri Peleburan Baja Kena Sanksi Administratif DKI, Operasional Cerobong Harus Dihentikan Sementara

Dinas Lingkungan Hidup DKI memberikan sanksi administratif kepada salah satu industri peleburan baja. Aktivitas cerobong harus dihentikan sementara.

Baca Selengkapnya

Dijuluki Dirut Spesialis BUMN Sakit, Inilah Profil Silmy Karim yang Bakal Dilantik Jadi Dirjen Imigrasi

27 Desember 2022

Dijuluki Dirut Spesialis BUMN Sakit, Inilah Profil Silmy Karim yang Bakal Dilantik Jadi Dirjen Imigrasi

Dirut Pt Krakatau Steel, Silmy Karim, terpilih sebagai Dirjen Imigrasi dan akan dilantik pada awal Januari 2023 mendatang.

Baca Selengkapnya

Dirut Krakatau Steel Silmy Karim Benarkan Dipilih Jadi Dirjen Imigrasi

27 Desember 2022

Dirut Krakatau Steel Silmy Karim Benarkan Dipilih Jadi Dirjen Imigrasi

Silmy Karim mengatakan pelantikannya sebagai Dirjen Imigrasi Kemenkumham akan dilaksanakan awal bulan depan.

Baca Selengkapnya

Ekspor Produk Baja Naik Pesat Menjadi 5,2 Juta Ton pada 2021

2 Desember 2022

Ekspor Produk Baja Naik Pesat Menjadi 5,2 Juta Ton pada 2021

Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2021.

Baca Selengkapnya

Prediksi Utang Lunas 17 Tahun Mendatang, Dirut Krakatau Steel: Bisa Lebih Cepat Lagi

30 November 2022

Prediksi Utang Lunas 17 Tahun Mendatang, Dirut Krakatau Steel: Bisa Lebih Cepat Lagi

Emiten baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) memproyeksikan baru dapat melunasi sisa utang senilai US$1,7 miliar dalam 17 tahun.

Baca Selengkapnya

Kemendag Targetkan Ekspor Besi dan Baja di Tahun Ini USD 30 Miliar

26 Juli 2022

Kemendag Targetkan Ekspor Besi dan Baja di Tahun Ini USD 30 Miliar

Kemendag menargetkan ekspor baja dan besi US$ 30 miliar pada 2022.

Baca Selengkapnya