Temu Desainer Interior Asia Pasifik di Solo
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Senin, 15 September 2014 15:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Desainer Asia Pasifik, Asia Pasific Space Designers Alliance (APSDA) 2014, menyelenggarakan pertemuan dua tahunan yang kali ini diadakan di Surakarta pada 15-17 September 2014.
Ketua APSDA Francis Surjaseputra menyatakan pertemuan kali ini mengangkat tema Mystical Design. "Meski bertema mystical, kami tidak bicara klenik dan sebagainya, melainkan lebih ke sisi spiritual," katanya kepada media, Senin, 15 September 2014.
Dalam hal ini, mereka akan menerjemahkan keinginan pemesan atau konsumen dalam bentuk nyata. Selama ini, ujar Francis, proses penerjemahan itu kerap terputus. "Pesan yang diinginkan tidak terwujud," ucapnya.
Pertemuan itu akan menghadirkan pakar di bidang desain interior untuk berbagi pengalaman. Harapannya, para desainer interior benar-benar bisa mewujudkan keinginan konsumen. "Sehingga apa yang dirasakan konsumen benar-benar nyata saat melihat hasil desain interior," katanya.
Pemilihan Surakarta sebagai lokasi pertemuan juga tak terlepas dari sisi spiritual, terutama keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta. Pendiri Himpunan Desainer Interior Indonesia, Solihin, mengatakan di Surakarta pernah lahir seorang arsitek agung, yaitu Pangeran Mangkubumi.
"Pangeran Mangkubumi, yang lantas menjadi Sultan Hamengku Buwono I, adalah perancang desain Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Konsepnya poros utara-selatan yang punya arti spiritual," katanya. (Baca: Jokowi: Urusan Budaya Mesti Terus Diangkat)
Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Harry Waluyo mengatakan mystical design berarti sebuah keindahan dan misteri yang terdapat pada sebuah obyek atau benda. Dalam hal ini, keindahan tersebut seperti tersembunyi atau hilang ditelan waktu.
"Mystical design akan mengeksplorasi nilai kearifan lokal di Surakarta yang dapat menjadi inspirasi untuk desain interior kontemporer," ucapnya. Desain interior dapat menyerap filosofi, material lokal, dan potensi alam serta ornamen tradisional untuk memperkaya desain.
Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo mengatakan sebagai kota budaya, Surakarta butuh kreativitas agar tetap menarik perhatian wisatawan. "Kreativitas tersebut diwujudkan dalam bentuk nuansa tradisional di hotel atau pusat perbelanjaan," katanya.
Misalnya ada interior budaya Jawa di kamar atau sudut-sudut bangunan. Selain itu, ada tempat khusus untuk menampilkan makanan tradisional. (Baca: Wawancara Peggy, Perancang Gaun Odette Annable)
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler
Vitamin E, Banyak Guna Sekaligus Bisa Bahaya
Enam Keluarga Terbaik di Sunlight Living Challenge
L'Oreal Women of Worth, Mencari Perempuan Inspiratif
Pameran Wahana Permainan Dunia di Balai Sidang