TEMPO.CO, Jakarta - Kepemilikan Bank Mutiara Tbk jatuh ke tangan perusahaan investasi asal Jepang, J Trust Co Ltd. Melalui rilis J Trust tertanggal 12 September lalu disebutkan bahwa Lembaga Penjamin Simpanan memastikan perusahaan itu sebagai pemenang tender divestasi Bank Mutiara.
Dengan membeli Bank Mutiara, J Trust Grup ingin memperluas bisnis internasional dengan memanfaatkan model bisnis pada bidang keuangan retail dan memberikan kontribusi sebagai penggerak pertumbuhan. Perusahaan tersebut memperkirakan bisnis di Indonesia akan tumbuh pesat sesuai dengan populasi terbesar di Asia Tenggara.
"Melalui transaksi ini, kami ingin lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan hadirnya J Trust Group," demikian siaran pers dari J Trust yang dikutip pada Senin, 15 September 2014. Selain itu, perusahaan tersebut berencana memenuhi permintaan pada bidang keuangan retail yang tumbuh pesat seiring dengan peningkatan pendapatan pribadi. (Baca: Bila Mutiara Dibeli J Trust, BI Siap Antisipasi)
J Trust merupakan perusahaan bisnis peminjaman uang asal Jepang. Berdiri pada Maret 1977, J Trust adalah operator bisnis peminjaman uang yang memberikan catatan diskonto komersial, pinjaman, dan perluasan bisnis keuangan untuk sektor UKM. Perusahaan ini dipimpin oleh Nobuyoshi Fujisawa yang menjadi pemegang saham terbesar.
Pada 31 Maret 2014 lalu, perusahaan J Trust telah mencatatkan laba bersih yang berasal dari aktivitas operasinya sebesar 11,689 miliar yen, atau setara dengan Rp 1,27 triliun.
Di Indonesia, J Trust Co diketahui telah melakukan penetrasi bisnis melalui Bank Mayapada. Ekspansi bisnis diwujudkan dalam aliansi strategis antara Bank Mayapada Tbk dan J Trust Pte Ltd, yang merupakan anak usaha J Trust di Singapura. (Baca: Divestasi BankMutiara Dilanjutkan Maret)
Negosiasi Divestasi Saham Vale Alot, Ini Ancaman Erick Thohir
13 Desember 2023
Negosiasi Divestasi Saham Vale Alot, Ini Ancaman Erick Thohir
Negosiasi divestasi saham Vale sebesar 14 persen ke MIND ID belum menemukan titik temu soal valuasi harga. Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal ini.
