Karyawan sedang mengepak sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin di pabrik Grup Bentoel di Desa Karanglo, Singosari, Malang, Jawa Timur, 5 Agustus 2008. TEMPO/Abdi Purmono
TEMPO.CO,Malang - Presiden Direktur Grup Bentoel Jason Murphy mengklaim profil investasi produsen rokok terbesar keempat di Indonesia itu masih sangat kuat. Keyakinan itu disampaikannya sekalipun baru saja menyelesaikan efisiensi perusahaan dengan menawarkan proram pengunduran diri sukarela kepada 1.000 karyawannya.
"Kami telah menginvestasikan triliunan rupiah untuk membesarkan bisnis di semua area utama serta menambah jumlah karyawan tetap sebanyak 20 persen sejak 2012," katanya, Kamis pagi, 11 September 2014. (Baca berita sebelumnya: Bentoel Pangkas Hampir 1.000 Buruh)
Jason berdalih pemangkasan jumlah buruh hanya merupakan konsolidasi yang bertujuan mengefisienkan kinerja perusahaan yang diakuisisi British American Tobacco pada 2009 itu. Lewat program ini pula Bentoel akan mengurangi jumlah pabrik sigaret kretek mesin dari yang semula sebelas menjadi hanya tiga pabrik.
"Hingga tadi malam sudah 970 karyawan tetap yang mengambil dan menerima program ini. Kami tidak memasang target, tapi dengan jumlah itu program efisiensi sudah bisa dijalankan," katanya.
Menurut Murphy, perusahaan memberi paket kompensasi yang nilainya melebihi ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku kepada para karyawan penerima program pengunduran diri sukarela. Bentoel juga memberikan pelatihan pengelolaan keuangan dan keterampilan bagi mereka. (Baca juga: Karyawan Rokok Bentoel Ditawari Mundur Sukarela)