Calon Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Edy Rasidin dalam paparannya ketika mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 5 September 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat melanjutkan uji kepatutan dan kelayakan calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan. Pada sesi pertama yang berlangsung selama dua jam, anggota Dewan menguji empat orang calon anggota BPK yang berasal dari berbagai latar belakang.
Pantauan Tempo, dalam sesi pertama yang digelar sejak pukul 10.00 hingga pukul 12.00 WIB ini, total anggota Dewan yang hadir hanya delapan orang. Padahal, jumlah anggota Komisi ini sebenarnya ada 48 orang.
Keempat calon anggota BPK yang menjalani seleksi tersebut adalah Sukendar, Eddy Rasyidin, Suprayitno, dan Edy Faisal. Eddy Rasyidin saat ini adalah koordinator staf ahli di Badan Akuntabilitas Keuangan Negara DPR dan Eddy Faisal adalah politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa. Sedangkan Sukendar dan Suprayitno sama-sama berlatar belakang akademikus. (ICW: Rekrutmen Calon Anggota BPK Bermasalah)
Masing-masing calon memiliki perbedaan visi. Eddy Rasyidin, misalnya, mengatakan BPK harus memiliki pencegahan dini yang mampu mendeteksi penyimpangan anggaran sejak awal. "Audit sudah harus dilakukan ketika penyusunan anggaran di DPR," kata dia di kompleks parlemen Senayan, Jumat, 5 September 2014.
Eddy Rasyidin menjelaskan dalam memeriksa DPR, yang akan menjadi obyek pemeriksaan adalah prosesnya, bukan lembaganya. Ia menjelaskan ada tiga sasaran dalam proses audit, yaitu perencanaan, program, dan kegiatan.
Adapun Eddy Faisal berjanji akan menjadikan BPK lembaga dengan kinerja yang lebih baik. "Jika saya sudah maksimal dan tak mampu merealisasikannya, saya siap mundur," kata dia.