Kuota Premium SPBU di Solo Dipangkas Separuhnya
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 26 Agustus 2014 03:39 WIB
TEMPO.CO , Jakarta:Pengurangan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium terjadi di Surakarta. Penyelia stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Klodran, Widodo Subyanto mengatakan selama seminggu terakhir ada pengurangan kuota premium sebanyak 50 persen. "Kami minta pengiriman 32 ribu liter Premium, hanya diberi 16 ribu liter. Itu sudah berlangsung seminggu," kata Widodo, saat ditemui Tempo, Senin, 25 Agustus 2014. (Baca : SPBU Dalam Kota Bogor Antre Panjang)
Dia mengatakan seminggu lalu ada surat edaran dari Pertamina. Intinya menyatakan berdasarkan keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ada pengurangan jatah BBM subsidi untuk menjaga agar kuota BBM subsidi cukup hingga akhir tahun. "Di surat itu disebutkan bahwa kuotanya dikurangi separuh dari biasanya. Karena saya biasa order 32 ribu liter, sekarang hanya dapat 16 ribu liter," ujarnya. (Baca : Pertamina Bantah BBM Subsidi Langka)
Cekaknya pasokan, tak sebanding dengan kebutuhan. Kata Widodo, penjualan premium di SPBU Klodran, mencapai 20 ribu liter sehari. Sehingga ada selisih 4 ribu liter antara pasokan dengan kebutuhan. Selama seminggu terakhir, dia mengaku selisih tersebut dapat ditutupi dengan stok. (Baca : Jero Wacik Pastikan Kuota BBM Subsidi Tak Ditambah)
"Tapi mulai hari ini sudah terasa dampaknya karena stok sudah habis. Kami sempat mengalami kekosongan premium selama satu jam," ucapnya. Dia memperkirakan kondisi tersebut akan terjadi pada hari berikutnya.
Meski terjadi kekosongan premium, dia mengatakan tidak terjadi antrean. Masyarakat biasanya beralih membeli premium di SPBU lain yang jaraknya tidak terlalu jauh. "Konsumen kami adalah masyarakat sekitar. Jadi kondisinya tidak seperti di Pantura yang merupakan jalur utama kendaraan," katanya.
Pengawas pompa bensin Jurug, Edi mengaku sudah menerima surat edaran serupa dari Pertamina. Namun dia mengatakan hingga kini tidak mengalami pengurangan kuota. "Omzet kami hanya 3-4 ribu liter sehari. Kalau dikurangi, kami tidak bisa menggaji karyawan," ucapnya. Sementara untuk pemesanan, dia biasa memesan 8 ribu liter Premium untuk kebutuhan 2 hari.
Dia mengaku rekannya sesama pengawas SPBU mengeluh ada pengurangan kuota. Misalnya ada SPBU yang biasanya mendapat kuota 24 ribu liter Premium, kini hanya dapat jatah 16 ribu Premium sehari.
Saat dimintai konfirmasi, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Surakarta Suwardi Hartono Putro membantah ada pengurangan kuota Premium di Surakarta. "Pasokan masih aman," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler:
Effendi Simbolon: Wagub DKI Jakarta Hak PDI Perjuangan
Istri Wakil Wali Kota Antre Bensin Eceran di Tegal
Angel Di Maria Segera Berseragam MU
Dewan Pendidikan Kritik Kurikulum 2013 yang Amburadul