TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Agus Eko Nugroho, mengatakan Indonesia akan kehilangan kesempatan untuk menekan nilai impor elektronik jika Foxconn batal berinvestasi di Indonesia. Alasannya, Foxconn merupakan perusahan manufaktur teknologi tinggi.
Menurut Agus, walaupun lokasi pembangunan Foxconn batal di Kawasan Berikat Nusantara Marunda, Jakarta Utara, semestinya perusahaan tersebut tetap jadi berinvestasi. "Ini cikal bakal untuk mengembangkan produk-produk elektronik canggih dari Indonesia," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 22 Agustus 2014.
Agus mengatakan Indonesia merupakan merupakan target pasar yang besar di ASEAN. Selama ini, Indonesia masih dimanfaatkan sebagai pasar dari produk elektornik asing. Agus mencontohkan hampir setiap barang elektronik yang dipakai oleh masyarakat Indonesia merupakan produk import. "Handphone, laptop, headset," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatalkan lokasi pembangunan pabrik perusahaan Hon Hai Precision Industry Co Lt--atau yang dikenal dengan nama dagang Foxconn--di Marunda. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan mengatakan Foxconn meminta lahan yang terlalu luas dari total 200 hektare yang disediakan di Kawasan Berikat Nusantara Marunda, Jakarta Utara.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Budi Karya Sumadi mengatakan sudah bertemu dengan perwakilan Foxconn guna membahas rencana kerja sama tersebut pekan lalu. Foxconn membutuhkan lahan sekitar seluas 5.000 meter persegi.
Meski begitu, Budi berujar kedua perusahaan belum mencapai kesepakatan. Foxconn hanya menyampaikan model bisnisnya, sedangkan Jakpro masih mempelajari keuntungan yang akan didapat Pemprov dan perusahaan. "Belum ada deal," kata Budi.
HUSSEIN ABRI YUSUF l LINDA HAIRANI
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat
Kenapa Jokowi Minta Paspampres Tak Kaku?
Jokowi Disarankan 'Pegang' SBY ketimbang Ical
Seusai Putusan MK, Prabowo Curhat di Facebook
Prabowo Terus Menggugat, Siapa Paling Diuntungkan?
Berita terkait
Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India
13 hari lalu
Apple sudah berencana memproduksi iPhone di India dan MacBook di Thailand, guna melepas ketergantungan terhadap manufaktur Tiongkok.
Baca SelengkapnyaPengunduran Diri Presiden Vietnam: Siapa yang Bakal Menggantikannya?
42 hari lalu
Presiden Vietnam tiba-tiba mengundurkan diri karena diduga terlibat korupsi, padahal baru setahun ia menjabat.
Baca SelengkapnyaMahfud Md Tanggapi Persoalan di Batam: Investasi Asing akan Ditertibkan
4 Februari 2024
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan akan tertibkan investasi asing dan dalam negeri untuk selesaikan masalah ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaKlasemen Sementara Sumber Modal Asing Terbesar di 2023: Singapura Kalahkan Cina
27 Desember 2023
Modal asing yang masuk dari Januari hingga September 2023 mencapai Rp 1.053,1 triliun atau 75,2 persen. Klasemen sementara, Singapura kalahkan Cina.
Baca SelengkapnyaEkonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan
25 Desember 2023
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan berlanjut hingga tahun depan. Mengapa?
Baca SelengkapnyaCak Imin Soal Investasi Asing: Jangan Malah Bikin Rugi
22 Desember 2023
Gagasan cawapres nomor urut 1 soal investasi, soroti implementasi investasi asing agar tidak merugikan.
Baca SelengkapnyaBahlil Ungkap Investor Asing Masuk ke IKN Usai Upacara HUT RI 2024
7 Desember 2023
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan investor asing akan masuk ke IKN pada pembangunan tahap 2 atau setelah upacara HUT RI 2024.
Baca SelengkapnyaKetua KPK Tersangka Dugaan Pemerasan, Pengamat: Investor Bisa Ragu Tanam Modal di IKN
23 November 2023
Polda Metro Jaya menetapkan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dugaan pemerasan eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Bicara soal Ketahanan Rupiah di Tengah Ketidakpastian Global
22 November 2023
Per 22 November 2023, nilai tukar rupiah meningkat sebesar 0,11 persen menjadi Rp 14.425 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaChatib Basri Sebut Perlu Investasi Asing Rp 1.800 Triliun untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen
22 November 2023
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Indonesia perlu investasi asing sekitar Rp 1.800 triliun untuk mencapai target pertumbuhan 6 persen.
Baca Selengkapnya