Suasana Bundaran HI, Jakarta usai hujan (8/1). Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,4-6,9 persen pada tahun 2014 dinilai realistis. Hal ini terkait dengan kondisi ketidakstabilan global yang masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak seluruh gugatan yang diajukan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, membawa angin segar bagi dunia usaha. Sebab, Indonesia terbukti bisa melalui proses pemilihan umum dengan aman dan kondusif.
"Pengusaha mendapat kepercayaan diri untuk terus berinvestasi di Indonesia," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi saat dihubungi, Jumat, 22 Agustus 2014.
Menurut Sofjan, kondisi yang kondusif selepas proses panjang pemilihan umum semakin meyakinkan para investor untuk melebarkan sayap usaha. Apalagi, investasi ini berguna untuk mencapai target-target ekonomi pemerintah baru. "Perluasan usaha ini bisa menjadi salah satu upaya untuk menyukseskan pemerintah yang baru," ujar dia. (Baca: Agustus, Investasi Asing Kalahkan Realisasi 2013)
Kendati demikian, pemerintah juga harus memberikan iklim yang sejuk bagi pengusaha, khususnya dengan memberikan sejumlah kemudahan untuk berinvestasi. Pemerintah yang baru juga bisa memulai dengan memberikan kepastian hukum bagi pengusaha. "Ini harus dilaksanakan secara cepat dan konkret."
Mahkamah Konstitusi dalam sidang pembacaan putusan sengketa pemilihan presiden yang diajukan Prabowo-Hatta di gedung Mahkamah Konstitusi, kemarin, secara bulat menolak gugatan itu. "Menolak permohonan pemohon seluruhnya," kata Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva saat membacakan amar putusan, Kamis, 21 Agustus 2014 malam. (Baca:Investor Yakin Jokowi Bakal Ubah RAPBN 2015)
Mahkamah menilai fakta persidangan dan alat bukti dari Prabowo-Hatta Rajasa tidak menguatkan dan sebagian tidak relevan dengan dalil yang dituduhkan. Pasangan ini menggugat hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum yang memenangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan selisih 8,4 juta suara.
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
14 hari lalu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.