Tim Jokowi Sebut Kolusi Penyebab Bengkaknya APBN  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 20 Agustus 2014 14:27 WIB

Presiden terpilih Joko Widodo setelah berbicara pada sejumlah wartawan di rumah Transisi setelah melakukan pertemuan tertutup dengan timnya, Jakarta, Sabtu 9 Agustus 2014. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla mengkaji pembengkakan anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 terutama disebabkan proses pengadaan barang yang tidak sesuai prosedur. Wakil Ketua Tim Transisi Andi Widjajanto mengatakan praktek yang paling jelas adalah kolusi dalam pengadaan barang. (Baca: PDIP Ingin Jokowi-JK Ikut Pembahasan APBN 2015)

"Kami menduga pembengkakan yang paling signifikan adalah praktek kolusi dalam proses pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan mekanisme normal," katanya di kantor Transisi, Menteng, Rabu, 20 Agustus 2014. Ia mencontohkan mungkin saja ada pengadaan barang dan jasa yang tidak dibutuhkan tapi tetap dipaksakan demi kepentingan kelompok tertentu. "Atau pengadaan dengan proses yang tidak efisien," katanya. (Baca: Jokowi Irit Anggaran Mobil dan Perjalanan Dinas)

Selain pengadaan barang dan jasa, Andi juga menyebutkan pengadaan mobil dinas menjadi penyebab pembengkakan APBN. Tim Transisi, kata dia, kini tengah mengkaji beberapa opsi apakah harus melakukan pembelian mobil dinas atau menyewa (leasing). "Opsi lain, seperti di Jakarta, diberi saja tunjangan transportasi jadi tidak ada beban perawatan," katanya. (Baca: Jokowi Tersandera Dua Pos Anggaran Ini di RAPBN)

Faktor pembengkakan lain, kata Andi, adalah keberadaan mafia yang membuat birokrasi tidak efisien atau cenderung masuk ke ranah korupsi. Mengenai total kerugian dari faktor-faktor itu, Andi mengatakan, Tim masih melakukan kalkulasi. (Baca: Jokowi Dinilai Tersandera APBN 2015)

Selasa, 12 Agustus 2014, Jokowi mempertimbangkan melakukan spending freeze atau pembekuan belanja demi efisiensi dan menekan pengeluaran anggaran. Ia menilai langkah ini juga efektif dalam menekan defisit neraca keuangan serta dapat membantu mengejar pertumbuhan ekonomi 5,6 persen. Jokowi mengatakan penyebab utama tidak efisiennya APBN adalah besarnya pembelanjaan aparatur negara.

ANANDA TERESIA

Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi


Berita terpopuler lainnya:
Bandel, Ahok Punya Cara Jebak Uber App/Uber.com
Jokowi Ingin Makan Krupuk, Pengawal Melarang
Prabowo Minta Ibu-ibu Siapkan Dapur Umum

Berita terkait

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

19 menit lalu

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

Ada 500 undangan naratetama atau VVIP dan Ketua DPR Puan Maharani di antara welcoming dinner delegasi World Water Forum ke-10 di Bali malam ini.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

3 jam lalu

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan bakal menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan partainya.

Baca Selengkapnya

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

6 jam lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

6 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

6 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

10 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

10 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

11 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

15 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

1 hari lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya