Kelas Menengah Picu Defisit Perdagangan?  

Sabtu, 16 Agustus 2014 05:33 WIB

Seorang pekerja sedang membersihkan rukun Senior Living di Babakan Madang, Sentul, Jawa Barat, (5/3). Rukun Senior Living merupakan tempat bagi para lanjut usia kelas menengah atas yang ingin menikmati hidup di masa tuanya. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO , Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa kelas menengah di Indonesia terus tumbuh hingga 8 juta orang per tahun. Menanggapi ini, Direktur Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati justru khawatir jika kelas menengah ini meningkat tanpa diimbangi dengan pertumbuhan sektor riil.

“Konsumerisme tinggi, tapi industri dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka ya sama saja,” ujar Enny saat dihubungi, Jumat, 15 Agustus 2014.

Menurut Enny, konsumerisme yang melekat pada kelas menengah ini justru patut diwaspadai. Sebab, mereka tidak dapat memenuhi kebutuhannya dengan produksi dalam negeri yang dinilai masih kurang. Sehingga, angka impor makin tinggi yang berimbas pada pertumbuhan defisit neraca perdagangan. (baca: SBY: Kelas Menengah Tumbuh Delapan Juta Tiap Tahun)

Melihat hal ini, Enny mengharapkan pemerintah mampu memfokuskan perhatian pada sektor riil jika ingin meningkatkan pertumbuhan kelas menengah. Ia mencontohkan sektor produksi yang harus dikembangkan antara lain pertanian, industri, dan pertambangan. Jika sektor tersebut dikembangkan, maka akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan jumlah kelas menengah, dan menumbuhkan investasi. “Kalau sektor riil dikembangkan, maka kekhawatiran impor tinggi akan berkurang karena masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan produksi dalam negeri,” kata Enny.

Enny mengatakan bahwa selama ini pemerintah hanya berfokus pada perdagangan, keuangan, dan jasa yang berimbas pada kesenjangan sosial antara kaya makin kaya dan miskin makin miskin. Sehingga, menurut dia, antisipasi yang harus dilakukan pemerintah baru adalah memfokuskan pada kebijakan fiskal dengan memperkuat insentif atau fasilitas pada sektor produksi.

CANTIKA BELLIANDARA





Berita Terpopuler:
Ketua Gerindra Laporkan Metro TV, Detik, dan Tempo
Dahlan Iskan: Ignasius Jonan Cocok Jadi Dirut PLN
Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono
Rumah Novela Dirusak karena Apa?
Tim Prabowo Nilai Ajakan Bupati Dogiyai Keliru
Ini Daftar Nama Ahli yang Didatangkan Kubu Prabowo






Berita terkait

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Dubes Palestina Komentari Perdagangan Indonesia-Israel lewat Individu

3 hari lalu

Dubes Palestina Komentari Perdagangan Indonesia-Israel lewat Individu

Dubes Palestina untuk Indonesia mengatakan hubungan perdagangan Indonesia dengan Israel tidak memengaruhi relasinya dengan Palestina.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

7 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

7 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

7 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

7 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik sebesar Rp 8 ribu ke level Rp 1.318.000 per gram.

Baca Selengkapnya

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

7 hari lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

8 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

9 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

11 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya