Pekerja menyiapkan tabung gas elpiji 3 kg untuk diisi di Pertamina Unit Pemasaran III Depot Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/1). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana kenaikan harga elpiji 12 kilogram diperkirakan bakal menyumbang kenaikan inflasi pada Agustus 2014. Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty, mengatakan harga elpiji 12 kilogram menyumbang 0,2-0,5 persen terhadap inflasi. "Bahan bakar cukup berpengaruh menyumbang inflasi, apalagi BBM bersubsidi juga dibatasi," ujar Telisa saat dihubungi, Selasa, 12 Agustus 2014. (Baca juga: Pertamina: Konsumen Elpiji Melon Naik 5 Persen)
Menurut Telisa, meski sumbangan inflasi dari harga elpiji nonsubsidi ini tidak terlalu besar, pemerintah harus melihat dampak lanjutan dari kenaikan tersebut, yakni substitusi ke gas bersubsidi ukuran 3 kilogram. "Ini harus dipertimbangkan juga." (Baca juga: Harga Elpiji 12 Kg Naik, Chatib: Inflasi Tidak Besar)
Sebelumnya, Menteri Koordinasi Perekonomian Chairul Tanjung mengaku telah menerima pengajuan surat kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram dari PT Pertamina (Persero). "Ya, sudah saya terima, tapi kewenangan itu (kenaikan) di bawah presiden," tuturnya di kantornya, Kamis, 7 Agustus 2014.
Menurut dia, kebijakan kenaikan harga elpiji 12 kilogram sepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah. Pertamina mengajukan terlebih dahulu sebelum diputuskan presiden untuk diberlakukan kenaikan harga. "Belum ada waktu yang tepat (menaikkan). Saya mesti konsultasi dulu ke presiden."
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.