Diprotes, 2 SPBU di Jakarta Pusat Boleh Jual Solar Bersubsidi

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 10 Agustus 2014 06:51 WIB

Petugas melintasi sepanduk yang bertuliskan "sesuai kebijakan pemerintah mulai 6 Agustus 2014 seluruh SPBU di jalan Tol tidak menjual Premium bersubsidi" di Stasiun Pengisian Bahan Bakar kilometer 13,3 tol Tangerang-Merak, Banten, Sabtu 9 Agustus 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Dua stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di Jakarta Pusat diperbolehkan menjual solar bersubsidi meski pemerintah memutuskan membatasi penjualan bahan bakar minyak bersubsidi.

"Dua SPBU itu yakni di Jalan Kramat raya dan Jalan Letnan Jenderal Suprapto, Galur," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Safruan Sinungan kepada Tempo, Sabtu, 9 Agustus 2014.

Kedua SPBU tersebut boleh menjual solar bersubsidi, menurut Safruan, setelah Organda DKI Jakarta memprotes kebijakan pembatasan pengisian bahan bakar di Jakarta Pusat dengan mengancam akan mogok beroperasi. "Jadi, dalam rapat yang dipimpin Wamen ESDM kemarin, usulan Organda DKI diterima. Minimal 2 SPBU tetap menjual solar di Jakarta Pusat," ujarnya.

Safruan menjelaskan, dua SPBU diperbolehkan menjual solar bersubsidi agar mobilitas bus kota di Jakarta Pusat tidak terganggu. "Karena tidak ada kenaikan tarif," katanya.

Sebelumnya, Safruan mengatakan dampak kebijakan pemerintah mengenai pembatasan pengisian bahan bakar solar di Jakarta Pusat akan membuat angkutan umum keluar dari trayeknya. "Karena tidak bisa mengisi solar di SPBU di Jakarta Pusat, jadi harus keluar trayek ke wilayah lain," kata Safruan.

Padahal, Safruan melanjutkan, keluar trayek bagi angkutan umum adalah pelanggaran. "Tidak boleh sebenarnya, karena itu pelanggaran. Tapi, kan, karena pembatasan itu, jadi harus mengisi di luar trayeknya," ujarnya.

Pengisian bahan bakar di luar trayek itu juga menimbulkan kerugian yang begitu besar bagi pengemudi angkutan umum. "Kalau dia keluar trayek dan kembali ke trayeknya lagi akan memakan waktu tiga jam. Misalnya ngisinya di SPBU Matraman, Jakarta Timur, kan, pasti terkena macet," katanya. Waktu tiga jam itu membuat pendapatan angkutan umum berkurang Rp 250-300 ribu.

AFRILIA SURYANIS

Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:
Ketua Gerindra Jakarta Ancam Culik Ketua KPU
SBY Buka Suara Soal Pencopotan KSAD Budiman
Golkar Bisa di Luar Pemerintahan, Begini Caranya

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya