Rupiah Tergerus Konflik di Ukraina  

Reporter

Jumat, 8 Agustus 2014 06:35 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah sebagai imbas maraknya sentimen negatif eksternal yang bermunculan. Meningkatnya ketegangan militer di Ukraina dan reaksi Rusia membalas sanksi ekonomi Uni Eropa membuat investor khawatir akan risiko di pasar keuangan global. Tak ayal, di pasar mata uang, mayoritas kurs regional pun melemah terhadap dolar. Rupiah terkoreksi 45 poin (0,38 persen) ke level 11.796,3 pada Kamis, 7 Agustus 2014. (Baca juga: Rusia-Ukraina Memanas, Saham Jeblok ).

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, membenarkan informasi bahwa berlanjutnya pelemahan rupiah memang didominasi tekanan eksternal. Sebab, selain masih dipengaruhi efek pengurangan stimulus moneter (tapering off) bank sentral Amerika Serikat (The Fed), koreksi rupiah disebabkan oleh meningkatnya permintaan dolar sebagai safe haven. “Rupiah merespons tren penguatan dolar di arus global,” katanya. (Baca juga: Dolar Melemah, Rupiah Pimpin Penguatan Regional ).

Menurut Rangga, setelah The Fed memastikan melanjutkan tapering off hingga hanya tersisa US$ 25 miliar, investor memang mulai merasakan likuiditas dolar mulai terganggu. Ditambah kekhawatiran terhadap ketegangan bersenjata di Ukraina, dolar pun akhirnya menemukan momentum untuk terus melakukan penguatan. “Ada faktor kecemasan investor yang mendorong dolar cenderung naik,” ujarnya.

Seperti diketahui, dua hari lalu, militer Ukraina mengerahkan pesawat tempur untuk membombardir milisi pro-kemerdekaan di Kota Donetsk. Rusia pun tak tinggal diam, dan disinyalir mulai mengumpulkan pasukannya yang berjumlah 20 ribu orang di perbatasan Ukraina tersebut. Hal ini spontan menyebabkan investor mulai mencemaskan prospek investasinya di pasar keuangan. (Baca juga: Penguatan Rupiah Minim Insentif).

Lantaran hal itu, rupiah pun diprediksi akan semakin berada dalam tekanan. Hari ini, Jumat, 8 Agustus 2014, ada kemungkinan rupiah terus bergerak dalam rentang level 11.800-11.900 per dolar. Neraca transaksi berjalan dalam negeri kuartal II 2014 yang diperkirakan defisit US$ 9 miliar, semakin menambah tekanan pada laju rupiah.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
Ini Rapor Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun
Kisah Pocong di Foto Syahrini Saat Umrah
5 Gugatan Prabowo yang Dipertanyakan Hakim MK
Orang Kaya Baru Indonesia Tersebar di Pedalaman







Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

10 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya