TEMPO.CO, Mataram - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat (NTB) memperkirakan hasil panen padi di wilayahnya tahun ini akan merosot 4,09 persen menjadi 2,104 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 2,193 juta ton. "Penurunan ini disebabkan berkurangnya lahan tanam padi," kata Kepala Badan Pusat Statistik NTB Wahyudin kepada Tempo pada Rabu, 16 Juli 2014.
Wahyudin mengatakan luas lahan tanam padi di NTB tahun ini diperkirakan hanya 430.328 hektare, menyusut dibandingkan tahun lalu yang luasnya 438.057 hektare. Ramalan luas tanam tersebut dihitung dari data realisasi musim tanam I tahun 2014 yang dikombinasikan dengan rangkaian data tahun-tahun sebelumnya.
Karena itu, Wahyudin berharap pemerintah berupaya meningkatkan luas tanam jika menginginkan produksi padi di salah satu provinsi lumbung padi nasional ini naik pada musim tanam mendatang. "Kalau tidak, produksi akan turun," ujarnya. (Baca: Pemerintah Genjot Produksi Pangan Nasional)
Ketika dihubungi, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB Husni Fahri belum merespons. Adapun Sekretaris Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Peternakan, dan Perikanan NTB, Husnanidiaty, tidak bisa menjelaskan alasan menurunnya lahan tanam tersebut.
SUPRIYANTHO KHAFID
Terpopuler:
Ahok Tetapkan Syarat Ini Waktu Sumbang Zakat
Guru JIS Diduga Pakai Obat 'Magic Stone'
Agnes Monica Unggah Foto Nonton Bola Bareng Daniel
Dewan Pers: Karikatur Jakarta Post Bukan Pidana
Relawan Jokowi-JK Temukan Penggelembungan Suara
Berita terkait
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
13 jam lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
16 jam lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaGuru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan
2 hari lalu
Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
10 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
10 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
10 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaBPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
10 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
10 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
10 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTimur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak
10 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.
Baca Selengkapnya