Faktor Eksternal Dorong Rupiah Kian Melemah  

Jumat, 20 Juni 2014 03:31 WIB

Petugas melakukan aktivitas bongkar muat di tempat penarikan dan penyetoran uang di basement gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Rabu (1/8). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan analis menilai pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini lebih dipicu sejumlah faktor yang datang dari luar negeri. Salah satunya diungkapkan oleh analis dari PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya. Dia mengatakan kurs rupiah melemah karena imbas perbaikan pertumbuhan ekonomi Amerika.

“Tak hanya Indonesia, tapi juga Filipina, Malaysia, dan negara lain yang mengalami hal sama,” ujar William ketika dihubungi, Kamis, 19 Juni 2014. Dia juga menilai kurs rupiah yang melemah karena faktor domestik malah tidak terlalu terlihat. (Baca: Kurs melemah Rp 100 Subsidi Naik Rp 1 Triliun)

Menurut prediksi William, anjloknya rupiah bakal mencapai level terendah di angka Rp 12.200- 12.400 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah bisa menguat paling banter di level Rp 10.900-11.200 per dolar AS. Adapun pada Kamis ini Bank Indonesia mencatat kurs tengah rupiah berada di level Rp 11.916 per dolar Amerika Serikat.

Akibat pelemahan rupiah ini, William memperkirakan tingkat inflasi akan makin bertambah tinggi. Pasalnya, konsumsi barang impor masih tinggi. Selain elektronik dan makanan-minuman, barang yang volume impornya masih besar berasal dari produk minyak dan gas bumi.

Dia juga memastikan bahwa tidak ada pengaruh dari jalannya debat calon presiden pada Ahad malam lalu terhadap kurs rupiah. “Programnya (kedua calon presiden) masih belum jelas, jadi tidak ada pengaruh ke pasar uang." (Baca: BI: Kurs Rupiah 11.600–11.800 per Dolar AS)

Lain halnya dengan Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual yang mengatakan pelemahan kurs rupiah terjadi karena imbas dari gejolak peperangan di Timur Tengah, khususnya di Irak. “Karena ada krisis di Suriah sudah meluas ke Irak membuat harga minyak meningkat,” tuturnya. Indonesia merupakan salah satu konsumen utama minyak dari Irak.

HERMAWAN SETYANTO

Berita terpopuler:
Per 1 Juli 2014, Tigerair Mandala Tak Beroperasi
Nelayan Ini Ciptakan Alat Konversi BBM ke Gas
Tol Ciledug-Ulujami Bakal Jadi Idola Truk
Malaysia Berminat Bangun Jalan Tol Sumatera

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

44 menit lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

18 jam lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

4 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

5 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

8 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

9 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya