PT Inalum Mau Bayar Pajak Daerah, Ini Syaratnya

Reporter

Editor

Sugiharto

Sabtu, 14 Juni 2014 04:17 WIB

Menteri Perindustrian MS Hidayat (kedua kanan) didampingi Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Mardiasmo (ketiga kiri), Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana (kanan) serta Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Strategis dan Industri Manufaktur Dwijanti Tjahjaningsih (kedua kiri), memimpin rapat koordinasi pengambilalihan Inalum di Jakarta, (18/11). ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO , Jakarta: PT Inalum menyatakan bersedia membayar pajak-pajak daerah seperti yang didesakkan oleh beberapa pemerintah daerah. Namun, Direktur Utama InalumS Winardi, menetapkan syarat.

"Harus aturan yang legal dulu. Dalam sebulan atau dua bulan terakhir kami sudah silaturahim ke stakeholders untuk membicarakan masalah ini," kata Winardi seusai bertemu Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta pada Jumat, 13 Juni 2014.

Winardi menjelaskan, pertemuan membahas tuntutan pajak daerah dan kemungkinan saham pemerintah daerah di Inalum. soal penyertaan saham, ia menyatakan itu kewenangan pamegang saham.

Sebelum menjadi BUMN, kala itu dikuasai konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA), Inalum dinilai tak memberikan banyak manfaat kepada daerah tempat perusahaan alumuniam itu beroperasi. Inalum hanya memberikan annual fee kepada pemerintah pusat. Setelah menjadi BUMN, Inalum didesak membayar pajak daerah, seperti desakan dari Pemerintah Kabupaten Batubara. Mereka minta Inalum membayar PBB tahun ini dan pajak daerah lainnya. (Baca: Bupati Batubara Tagih Pajak dari Inalum)

Bupati Batubara, O.K. Arya Zulkarnain, mengatakan permintaan semacam itu wajar karena memang BUMN wajib membayar pajak. Di Kabupaten Batubara, menurut dia, ada juga beberapa BUMN yang membayar pajak. Perusahaan-perusahaan antara lain mengelola perkebunan sawit dan karet. "Makanya, sejak awal kami ingin ngomong kepada Pak Menteri," ujar Arya.

Batubara menargetkan penerimaan pajak dari Inalum sebesar Rp 10 miliar pada tahun ini. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di luar pajak PBB Inalum, ditargetkan Rp 25 miliar. "Lumayan ada tambahan sepuluh miliar rupiah," ucap Arya. "Tapi masih kurang buat beli Ferrari," katanya berseloroh.

AMIR TEJO

Berita Terpopuler:
Pantura Disebut Proyek Abadi, Ini Kata PU

Jelang MEA, Hanya 124 Insinyur Lokal Diakui ASEAN

Proyek Gas Arun-Belawan Molor, Sumut Terpuruk

Perpindahan Peti Kemas Terhalang Makam Mbah Priok

Target Penerimaan Perpajakan 2014 Direvisi

Berita terkait

Indonesia Audit Watch Lapor ke Mahfud Md soal Indikasi Pengemplangan Pajak Pertambangan

13 April 2023

Indonesia Audit Watch Lapor ke Mahfud Md soal Indikasi Pengemplangan Pajak Pertambangan

IAW berharap Mahfud Md dapat meneliti 50 perusahaan tambang yang di dalamnya ada modus operandi pajak bermasalah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pajak Pertambangan Tumbuh 50 Persen di Semester I

14 Juli 2017

Pajak Pertambangan Tumbuh 50 Persen di Semester I

Penerimaan pajak dalam APBN 2017 optimistis dapat dicapai jika pajak pertambangan mengalami pertumbuhan yang siginifikan.

Baca Selengkapnya

ESDM Usulkan Tunggakan PNBP Rp 175 Miliar Dihapus

8 Juli 2017

ESDM Usulkan Tunggakan PNBP Rp 175 Miliar Dihapus

ESDM berencana mengusulkan penghapusan tunggakan Rp 175 Miliar

Baca Selengkapnya

Wapres: Pajak dengan Freeport Masih Dinegosiasikan  

17 Februari 2017

Wapres: Pajak dengan Freeport Masih Dinegosiasikan  

Pemerintah dan Freeport Indonesia sedang berunding ihwal besaran pajak yang dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Bea Keluar Freeport dan Newmont Rp 2,5 Triliun di 2016  

12 Januari 2017

Bea Keluar Freeport dan Newmont Rp 2,5 Triliun di 2016  

Untuk bea keluar 2016 Freeport, total Rp 1,23 triliun. Sedangkan Newmont Rp 1,25 triliun.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kesulitan Tagih PNBP Sektor Tambang  

6 Desember 2016

Pemerintah Kesulitan Tagih PNBP Sektor Tambang  

Triliunan pendapatan negara bukan pajak dari sektor pertambangan tak tertagih.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Gagal Tagih Piutang Pertambangan Rp 2,5 Triliun  

14 Juni 2016

Pemerintah Gagal Tagih Piutang Pertambangan Rp 2,5 Triliun  

Dalam survei yang dilakukan TII terhadap lapangan usaha yang risiko suapnya paling tinggi, sektor pertambangan menempati urutan kedua.

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Targetkan Royati Tambang Naik Jadi Rp 1,4 Triliun  

23 Januari 2016

Kementerian BUMN Targetkan Royati Tambang Naik Jadi Rp 1,4 Triliun  

Kementerian BUMN sedang menyusun pembentukan induk perusahaan tambang.

Baca Selengkapnya

Pungutan Pajak Sektor Pertambangan di Jateng Rendah

10 Januari 2016

Pungutan Pajak Sektor Pertambangan di Jateng Rendah

Kontribusi pajak dari sektor pertambangan di Jawa Tengah, tahun 2015 masih rendah.

Baca Selengkapnya