TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan premi neto asuransi tahun 2013 mencapai Rp 23,4 triliun. Jumlah itu tumbuh 21,8 persen dibanding jumlah tahun sebelumnya yang hanya Rp 19,2 triliun.
Adapun premi bruto tumbuh 18,9 persen dari Rp 34,2 triliun tahun 2012 menjadi Rp 40,6 triliun pada 2013. "Kapasitas akseptasi industri asuransi meningkat," kata Wakil Ketua Umum AAUI Bidang Statistik Dadang Sukresna saat menggelar konferensi pers di kantornya, Selasa, 10 Juni 2014.
Pernyataan Dadang juga didasarkan pada data bahwa, secara agregat, premi bruto tumbuh 77,5 persen dalam lima tahun terakhir. Sedangkan premi neto tumbuh 99,77 persen dalam jangka waktu yang sama.
Selain premi neto dan premi bruto, klaim neto dan klaim bruto pada 2013 juga naik masing-masing 22,3 persen dan 3,3 persen. Jika dilihat selama kuartal pertama 2014, premi bruto tumbuh 19,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,6 triliun menjadi Rp 12,7 triliun.
"Kalau dilihat secara nominal, yang paling tinggi pertumbuhannya adalah lini usaha asuransi harta benda dengan kenaikan Rp 1,4 triliun," tuturnya.
Sedangkan klaim bruto pada kuartal pertama tahun ini tumbuh 12,9 persen menjadi Rp 4,5 triliun dari sebelumnya yang hanya Rp 3,9 triliun. Peningkatan klaim tertinggi pada kuartal pertama 2014 terjadi pada lini usaha asuransi kredit yang naik Rp 172 miliar.
FAIZ NASHRILLAH
Baca juga:
Kena Musibah, Masyarakat Cenderung Jual Aset
Survei: Masyarakat Kecil Butuh Asuransi Pemakaman
Terpopuler
Valid, Surat Rekomendasi Pemecatan Prabowo
Jawab Roy Suryo via BBM, Ahok: Bro Kenapa Somasi?
Takmir Masjid Sesalkan Isi Pengajian Jafar Umar
Berita terkait
Pendapatan Premi Asuransi per Oktober 2023 Tembus Rp 264,23 Triliun
4 Desember 2023
Akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari-Oktober 2023 mencapai Rp 264,23 triliun atau naik 3,54 persen Year on Year (YoY).
Baca SelengkapnyaMengenal Asuransi Syariah dan Perbedaannya dengan Asuransi Konvensional
6 November 2023
Asuransi syariah adalah salah satu bentuk perlindungan keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam. Berikut perbedaannya dengan asuransi konvensional.
Baca SelengkapnyaOJK Beberkan Pendapatan Premi Asuransi Tembus Rp 228,51 Triliun, Ini Rinciannya
31 Oktober 2023
OJK mencatat pendapatan premi sektor asuransi per September 2023 turun 1,57 persen yakni sebesar Rp 228,51 triliun.
Baca SelengkapnyaAAUI: Pendapatan Premi Industri Asuransi Umum Sebesar Rp48,90 Triliun di Semester I-2023, Naik 6,2 Persen
25 Agustus 2023
Lini usaha asuransi kredit berkontribusi senilai Rp8,40 triliun atau setara 17,2 persen.
Baca SelengkapnyaProgram Penjaminan Polis, LPS: Perusahaan Harus Menertibkan Praktik Asuransinya
3 Juli 2023
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan memiliki program penjaminan polis yang berlaku lima tahun mendatang atau 2028 sesuai amanat UU PPSK.
Baca SelengkapnyaTugu Insurance Kempit Laba 2022 Rp 401,98 Miliar, Naik 60 Persen
29 April 2023
Tugu Insurance mencatat kenaikan laba secara induk (own operation) sebesar 60 persen menjadi Rp401,98 miliar pada akhir tahun buku 2022 (audited).
Baca SelengkapnyaSiapkan Program Penjaminan Polis, LPS: Tiga Tahun Lagi Sudah Diimplementasikan
28 Februari 2023
LPS terus mempersiapkan program penjaminan polis (PPP) agar dapat direalisasikan paling cepat tiga tahun dari sekarang.
Baca SelengkapnyaOJK Beberkan Perkembangan Penyelesaian Kasus Asuransi Bumiputera, Manfaat Polis Turun?
3 Februari 2023
OJK blak-blakan menjelaskan perkembangan terakhir soal penanganan masalah di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912. Seperti apa penjelasannya?
Baca SelengkapnyaAset Industri Asuransi sepanjang Kuartal III Mengkerut, tapi Premi Naik
16 Desember 2022
Industri jasa keuangan dan asuransi disebut telah mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaKlasifikasi Bisnis Asuransi, Apa Saja?
15 Oktober 2022
Ada beragam bisnis asuransi. Klasifikasi ditinjau berdasarkan pengelolaan dana, tujuan operasional, dan jenis asuransi
Baca Selengkapnya