TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan nasabah PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) berniat mendatangi kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa, 10 Juni 2014. Menurut koordinator nasabah GTIS, Adit Imam Santoso, mereka akan melaporkan 16 rekening mencurigakan yang diduga milik pengelola GTIS. "Nilainya miliaran rupiah," kata Adit kepada Tempo. (Baca: Kasus Investasi Emas Bodong GTIS Panas Lagi)
Adit mengatakan perwakikan nasabah itu berasal dari Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Mereka menderita kerugian Rp 26 miliar akibat skema investasi yang ditawarkan GTIS. (Baca: Investasi Emas Bodong, Nasabah Ingin GTIS Diaudit PPATK)
Menurut Adit, para nasabah meminta OJK untuk membekukan rekening mencurigakan yang terkait dengan pengelola GTIS. Mereka juga berharap OJK bisa membantu mendesak pengelola GTIS agar mengembalikan dana nasabah. "Kami berharap OJK bisa memberikan solusi," ujarnya. (Baca: Kerugian Ferdi Hasan dari GTIS sampai Kayu Jati)
Rencananya, perwakilan nasabah diterima komisioner OJK pukul 13.15 WIB. Menurut Adit, para nasabah juga meminta OJK menjelaskan dasar hukum skema investasi GTIS di Indonesia. "Kami mempertanyakan apakah GTIS legal atau tidak." (Baca: Tagih Janji GTIS, Nasabah Malah Babak Belur )
Seperti diketahui, kasus GTIS ini bermula dari dibawa kaburnya dana oleh mantan petinggi GTIS, yakni Michael Ong dan Edward Soong, pada Maret 2013. Jumlah dana nasabah yang dibawah kabur mencapai Rp 1 triliun. Satu tahun berlalu, nasabah belum dapat kepastian pengembalian dana.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Lain:
Valid, Surat Rekomendasi Pemecatan Prabowo
Jawab Roy Suryo via BBM, Ahok: Bro Kenapa Somasi?
Jokowi: Wiji Thukul Harus Ditemukan
Polisi: Pemerkosaan Mahasiswa Malaysia Rekayasa
Takmir Masjid Sesalkan Isi Pengajian Jafar Umar
Debat Capres Masih Gunakan Strategi 5-3-2
Klaim Lihat MH370, Pekerja Kilang Minyak Dipecat
Berita terkait
Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar
14 jam lalu
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.
Baca SelengkapnyaDelegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi
19 jam lalu
Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.
Baca SelengkapnyaBahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya
1 hari lalu
Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.
Baca SelengkapnyaKejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi
1 hari lalu
Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.
Baca SelengkapnyaApple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini
1 hari lalu
Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.
Baca SelengkapnyaRencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya
1 hari lalu
Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil
1 hari lalu
Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaTerkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi
2 hari lalu
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.
Baca SelengkapnyaCEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella
2 hari lalu
CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.
Baca SelengkapnyaTimothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group
3 hari lalu
Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar
Baca Selengkapnya